
Menjawab Tantangan Kesehatan dengan Pengembangan dan Peningkatan Fasilitas Kesehatan

Groundbreaking bangunan layanan kesehatan ibu dan anak di enam Rumah Sakit Vertikal secara bersamaan pada 17 November 2022/Dok. Kemenkes
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa penanganan pandemi merupakan prioritas utama sejak tiga tahun yang lalu. Ia mengapresiasi langkah-langkah tepat yang telah dilakukan Kementerian Kesehatan dalam penanganan Covid-19.
Ia pun menambahkan bahwa kesinambungan Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan tak bisa dipisahkan. Kesinambungan yang dimaksud adalah terkait pembiayaan alokasi anggaran untuk penanganan pandemi.
Covid-19 juga memberikan pelajaran berharga berupa pentingnya sebuah negara memiliki sebuah sistem ketahanan kesehatan agar tercipta keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi.
Tak hanya perihal pandemi saja, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyoroti tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Indonesia tercatat memiliki angka kematian ibu yang cukup tinggi dengan nomor 2 terburuk di Asean. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM,) serta pembangunan fasilitas kesehatan.
Untuk mencegah hal itu terjadi lagi, Indonesia komitmen untuk terus fokus pada pengembangan dan peningkatan fasilitas kesehatan yang ada. Komitmen Indonesia tersebut didukung oleh proyek Islamic Development Bank (IsDB) yang memberikan bantuan hingga kurang lebih Rp4,2 triliun.
Daftar rumah sakit yang akan ditingkatkan fasilitas kesehatan antara lain Rumah Sakit Dharmais, Rumah Sakit Persahabatan, Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Rumah Sakit Dr Sardjito, Rumah Sakit Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah dan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Melalui proyek ini, harapannya Rumah Sakit tersebut dapat memberikan kontribusi pada peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan pelayanan rumah sakit ibu dan anak. Penurunan kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) akibat kanker, peningkatan kesehatan respirasi termasuk tuberkulosis, serta peningkatan kesiapsiagaan kegawatdaruratan bencana.
Proyek ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) menjadi kurang dari 70 pada setiap 100.000 kelahiran; mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan balita; mengurangi angka kematian neonatal menjadi kurang dari 12 pada setiap 1.000 kelahiran; dan juga mengurangi kematian balita hingga serendah 25 pada setiap 1.000 kelahiran.
Menteri Kesehatan Budi menyampaikan bahwa pemerintah tengah menjalankan berbagai usaha untuk mempercepat pencapaian target kesehatan melalui program transformasi kesehatan. Transformasi kesehatan terdiri dari enam pilar. Yakni transformasi layanan utama, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem resiliensi kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan. Dalam pilar transformasi layanan rujukan, meningkatkan akses dan kualitas dari layanan rumah sakit dilakukan melalui pengembangan jaringan rumah sakit rujukan, transformasi layanan rumah sakit vertikal, kerja sama dengan institusi global, dan implementasi dari Academic Health System. Jaringan rumah sakit rujukan dikembangkan untuk melayani 9 jenis penyakit prioritas dengan angka kesakitan dan kematian tertinggi secara nasional, antara lain: penyakit hati, kanker, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, strok, tuberculosis, penyakit menular, serta kesehatan ibu dan anak.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa proyek ini menjadi salah satu dari banyak proyek dan program yang telah dikembangkan oleh Indonesia dan IsDB selama masa kemitraan dan kooperasi yang telah berlangsung lama. Sebagai anggota pendiri IsDB, Indonesia mendapatkan manfaat dari dukungan IsDB terhadap pengembangan ekonomi negara, terutama di sektor edukasi dan kesehatan serta investasi infrastruktur. Acara ground breaking dari enam gedung layanan ibu dan anak di enam rumah sakit vertikal kembali mendemonstrasikan pencapaian penting dari kolaborasi dekat ini yang merefleksikan komitmen yang telah disetujui dalam Strategi Kemitraan Negara Anggota (Multiyear Country Partnership Strategy/MCPS).
Ketua Islamic Development Bank (IsDB) Group Muhammad Al Jasser juga menyampaikan bahwa IsDB merasa terhormat dapat menjadi mitra kuat Indonesia dalam mengeksekusi “agenda transformasi kesehatan” yang menginspirasi ini. Sebagai negara dengan penduduk hampir 280 juta, di mana hampir 85% di bawah skema asuransi kesehatan publik, hal ini menjadi salah satu dari sistem kesehatan pemerintah terbesar di seluruh dunia.
Hari ini menandai sebuah tanggal bersejarah yang menunjukkan dukungan jangka panjang IsDB. Hal ini akan terus berlanjut dengan Proyek Rumah Sakit Onkologi yang akan datang. IsDB percaya bahwa ini hanya menjadi awal sebuah era baru di mana bekerja sama erat dengan IsDB dalam membawa solusi berkelanjutan bagi kebutuhan paling mendesak dari masyarakat Indonesia.
Leave a reply
