
Naik 45,6%, Maybank Indonesia, Tbk (BNII) Raup Laba Bersih Rp565,52 Milir

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria/Maybank
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. atau Maybank Indonesia (BNII) membukukan laba bersih sebesar Rp565,52 miliar pada kuartal pertama tahun 2023. Perolahan laba bersih tersebut naik 45,6% dibanding Rp388,23 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
“Di tengah tantangan ekonomi global, kami mencatat pertumbuhan pada pembiayaan segmen ritel, UKM dan korporasi seiring dengan daya beli masyarakat yang secara bertahap membaik dan kegiatan bisnis di Indonesia yang telah kembali normal. Di saat yang sama, kami akan terus berupaya dalam menyeimbangkan komposisi simpanan nasabah agar kami dapat mengelola pendanaan dengan lebih efisien serta memperkuat fundamental Bank. Selain itu ke depannya, kami akan melanjutkan penerapan strategi M25+ yang mencakup di antaranya transformasi untuk mengakselerasi kapabilitas digital SME dan mengedepankan solusi Islamic wealth,”ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, Jumat (28/4) lalu.
Bank mencatat total kredit tumbuh 7,7% pada kuartal pertama 2023 menjadi Rp107,22 triliun dari Rp99,52 triliun didukung pertumbuhan kredit CFS Ritel sebesar 14,6% menjadi Rp40,10 triliun dari Rp34,98 triliun, dan kredit Global Banking yang tumbuh 11,4% menjadi Rp39,29 triliun dari Rp35,26 triliun tahun lalu.
Kredit CFS Ritel bertumbuh di seluruh segmen yaitu, pembiayaan otomotif anak perusahaan yang tumbuh 26,1% menjadi Rp20,54 triliun dari Rp16,29 triliun, bisnis kartu kredit & KTA tumbuh 20,6% Y-o-Y dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 2,2% Y-o-Y.
Kredit CFS Non-Ritel mencatat penurunan sebesar 5,0% menjadi Rp27,83 triliun dari Rp29,28 triliun oleh karena segmen Business Banking mengalami penurunan sebesar 14,6%, sementara kredit segmen SME+ relatif stabil. Namun, kredit segmen Retail Small Medium Enterprises (RSME) masih terus bertumbuh sebesar 2,3% menjadi Rp12,74 triliun dari Rp12,46 triliun.
Total simpanan nasabah tercatat turun 2,2% menjadi Rp103,61 triliun dari Rp105,98 triliun sehubungan dengan strategi berkesimbungan yang diterapkan Bank untuk mengoptimalkan pendanaan berbiaya rendah melalui pemanfaatan layanan digital dalam menghimpun dana nasabah. Berkaitan dengan strategi tersebut, Bank mencatat Giro tumbuh 19,6% menjadi Rp32,54 triliun dari Rp27,22 triliun, sedangkan Tabungan turun 6,7% dan simpanan berjangka (time deposits) turun 11,0%. Namun demikian, Bank mencatat rasio CASA meningkat menjadi 51,9% pada Maret 2023 dari 47,1% pada Maret 2022.
Kualitas aset pada kuartal pertama 2023 terus membaik, hal ini mendorong Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) mengalami penurunan sebesar 16,9%. Saldo NPL turun sebesar 8,8% Y-o-Y dan rasio Loan at Risk/LAR (Bank saja) tercatat membaik menjadi 12,1% pada Maret 2023 dari 17,5% pada Maret 2022.
Bank mencatat rasio Non Performing Loan/NPL konsolidasian membaik menjadi 3,4% (gross) dan 2,3% (net) pada Maret 2023 dari 3,9% (gross) dan 2,8% (net) pada Maret 2022.
Rasio Loan to Deposit/LDR (Bank saja) tercatat pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar 88,2% pada Maret 2023 dari 82,0% pada Maret 2022. Rasio Liquidity Coverage/LCR (Bank saja) tercatat sebesar 174,2% pada Maret 2023, melebihi ketentuan regulator minimal 100%.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) tercatat pada level yang kuat, yaitu sebesar 29,1% pada Maret 2023, dengan total modal sebesar Rp28,85 triliun pada akhir Maret 2023.
Leave a reply
