
Pendapatan Naik 5,59%, Apakah Garuda Indonesia Sudah Untung?

Ilustrasi/Okezone
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sudah merilis laporan keuangan tahunan 2019. Kabar baiknya, pendapatan perusahaan penerbangan plat merah ini naik 5,59% % (year on year) sepanjang tahun lalu.
Total pedapatan pada 2019 lalu sebesar US$ 4,57 miliar. Sedangkan tahun sebelumnya, jumlah pendapatan sebesar US$ 4,33 miliar.
Bila ditelisik lebih dalam, pendapatan Garuda berasal dari Penerbangan Berjadwal sebesar US$ 3,77 miliar, naik 6,92% bila dibandingkan tahun 2018 (year on year). Sedangkan pendapatan dari Penerbangan Tidak Berjadwal sebesar US$249,9 juta turun 6,36% year on year.
Penurunan pendapatan Penerbangan Tidak Berjadwal ini terjadi karena pendapatan dari pos charter turun tajam dari US$ 60,80 juta pada 2018 menjadi hanya US$ 15,63 juta pada 2019. Sedangkan, pendapatan dari pos Haji masih naik dari US$ 206,06 juta pada 2018 menjadi US$ 234,26 juta pada 2019.
Sedangkan pos pendapatan lainnya naik sebesar 2,82% (year on year) menjadi US$ 549,33 juta.
Tak hanya pendapatan yang naik, kabar baik lainnya adalah Garuda sudah membukukan laba usaha sebesar US$ 147,01 juta. Pada tahun 2018, pos ini masih tercatat rugi sebesar US$ 199,1 juta.
Pos laba (rugi) usaha ini menjadi positif karena Garuda berhasil melakukan efisiensi sehingga beban usaha bisa berkurang dari US$ 4,59 miliar pada 2018 menjadi US$ 4,40 miliar pada 2019 lalu. Pos yang berhasil ditekan antara lain beban operasional penerabangan yang turun menjadi US$ 2,53 miliar dari US$ 2,73 miliar pada 2018. Beban pemeliharaan dan perbaikan juga berhasil ditekan menajadi US$ 538,04 juta dari US$ 566,80 pada 2018.
Demikian juga beban bandara yang bisa berkurang menjadi US$ 285,29 juta dari US$ 403,71 juta pada 2018. Beban pelayanan penumpang juga berkurang menjadi US$ 271,81 juta dari US$ 291,94 juta di 2018.
Namun, Garuda masih memiliki beban keuangan yang tinggi sehingga laba tahun berjalan menjadi hanya US$ 6,45 juta. Tetapi, ini pun sudah termasuk bagus karena pada tahun 2018, Garuda membukukan rugi tahun berjalan sebesar US$ 228,88 juta.
Ada pun beban keungan perusahaan pada 2019 lalu tercatat sebesar US$ 139,99 juta, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 127,5 juta. Beban keuangan ini adalah beban bunga yang terdiri atas pinjaman jangka pendek sebsar US$ 47,88 juta, utang obligasi sebesar US$ 31,97 juta, pinjaman jangka panjang US$ 11,77 juta, pinjaman efek beragun aset sebesar US$ 11,57 juta dan beban bunga lain-lain sebesar US$ 30,78 juta.
Leave a reply
