Pendapatan Naik 5,59%, Apakah Garuda Indonesia Sudah Untung?

0
464
Reporter: Petrus Dabu

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sudah merilis laporan keuangan tahunan 2019. Kabar baiknya, pendapatan perusahaan penerbangan plat merah ini naik 5,59% % (year on year) sepanjang tahun lalu.

Total pedapatan pada 2019 lalu sebesar US$ 4,57 miliar. Sedangkan tahun sebelumnya, jumlah pendapatan sebesar US$ 4,33 miliar.

Bila ditelisik lebih dalam, pendapatan Garuda berasal dari Penerbangan Berjadwal sebesar US$ 3,77 miliar, naik 6,92% bila dibandingkan tahun 2018 (year on year). Sedangkan pendapatan dari Penerbangan Tidak Berjadwal sebesar US$249,9 juta turun 6,36% year on year.

Penurunan pendapatan Penerbangan Tidak Berjadwal ini terjadi karena pendapatan dari pos charter turun tajam dari US$ 60,80 juta pada 2018 menjadi hanya US$ 15,63 juta pada 2019. Sedangkan, pendapatan dari pos Haji masih naik dari US$ 206,06 juta pada 2018 menjadi US$ 234,26 juta pada 2019.

Sedangkan pos pendapatan lainnya naik sebesar 2,82% (year on year) menjadi US$ 549,33 juta.

Tak hanya pendapatan yang naik, kabar baik lainnya adalah Garuda sudah membukukan laba usaha sebesar US$ 147,01 juta. Pada tahun 2018, pos ini masih tercatat rugi sebesar US$ 199,1 juta.

Baca Juga :   Penumpang Garuda Indonesia Mulai Naik, Pemesanan Tiket Liburan Tahun Baru Sudah Mencapai 75.000 Penumpang

Pos laba (rugi) usaha ini menjadi positif karena Garuda berhasil melakukan efisiensi sehingga beban usaha bisa berkurang dari US$ 4,59 miliar pada 2018 menjadi US$ 4,40 miliar pada 2019 lalu. Pos yang berhasil ditekan antara lain beban operasional penerabangan yang turun menjadi US$ 2,53 miliar dari US$ 2,73 miliar pada 2018. Beban pemeliharaan dan perbaikan juga berhasil ditekan menajadi US$ 538,04 juta dari US$ 566,80 pada 2018.

Demikian juga beban bandara yang bisa berkurang menjadi US$ 285,29 juta dari US$ 403,71 juta pada 2018. Beban pelayanan penumpang juga berkurang menjadi US$ 271,81 juta dari US$ 291,94 juta di 2018.

Namun, Garuda masih memiliki beban keuangan yang tinggi sehingga laba tahun berjalan menjadi hanya US$ 6,45 juta. Tetapi, ini pun sudah termasuk bagus karena pada tahun 2018, Garuda membukukan rugi tahun berjalan sebesar US$ 228,88 juta.

Ada pun beban keungan perusahaan pada 2019 lalu tercatat sebesar US$ 139,99 juta, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 127,5 juta. Beban keuangan ini adalah beban bunga yang terdiri atas pinjaman jangka pendek sebsar US$ 47,88 juta, utang obligasi sebesar US$ 31,97 juta, pinjaman jangka panjang US$ 11,77 juta, pinjaman efek beragun aset sebesar US$ 11,57 juta dan beban bunga lain-lain sebesar US$ 30,78 juta.

Leave a reply

Iconomics