
Potret Industri Sawit Nasional Tahun 2020, Produksi Turun Tipis, Konsumsi Dalam Negeri Naik

Ilustrasi panen kelapa sawit/Ist
Industri kelapa sawit termasuk sektor yang relatif tahan banting sepanjang tahun 2020 di saat kondisi ekonomi secara umum mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Meski ada penurunan tipis dari sisi produksi, tetapi secara umum operasional industri sawit tetap berjalan normal.
“Perkebunannya berjalan normal, petaninya berjalan normal, pabrik-pabriknaya berjalan normal, sehingga kita bisa menunjukkan kinerja yang cukup bagus sementara banyak sektor yang mengalami kesulitan, banyak sektor yang mengurangi karyawannya bahkan melakukan PHK karyawannya, tetapi saya monitor di industri sawit tidak terjadi pengurangan karyawannya, tidak merumahkan karyawan, tidak ada penghentian operasi karena kasus Covid. Kita bisa lewati tahun 2020 dengan baik,” ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono saat konferensi pers secara virtual, Rabu (4/2).
Pada tahun 2020, total produksi Crude Palm Oil (CPO), ungkap Joko mencapai 47,03 juta ton dan Palm Kernel Oil (PKO) sebanyak 4,54 juta ton. Dus, total produksi produk sawit pada tahun lalu mencapai 51,62 juta ton. Tingkat produksi ini mengalami penurunan sebesar 1,1% dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 52,18 juta ton.
Meski produksi mengalami penurunan, konsumsi produk sawit di dalam negeri mengalami kenaikan terutama ditopang oleh kenaikan konsumsi biodiesel dan oleokimia. Sedangkan konsumsi produk sawit untuk kebutuhan pangan mengalami penurunan seiring dengan tutupnya sektor Hotel, Restoran dan Cafe (Horeca) karena adanya kebijakan pembatasan sosial.
Total konsumsi produk sawit dalam negeri pada tahun 2020 sebanyak 17,34 juta ton, naik 3,6% dari 16,74 juta ton pada tahun 2019. Konsumsi biodiesel dalam negeri naik 24,13% dari 5,8 juta ton pada 2019 menjadi 7,2 juta ton setara CPO pada tahun 2020 karena adanya kebijakan B30. Sementara konsumsi produk sawit untuk industri oleokimia naik 60,9% menjadi 1,69 juta ton dari sebelumnya pada tahun 2019 sebesar 1,05 juta ton. Joko mengatakan kenaikan konsumsi oleokimai ditengarai karena tingginya kebutuhan disinfektan dan sabun selama pandemi.
Selanjutnya, konsumsi produk sawit untuk kepentingan pangan mengalami tekanan karena adanya kebijakan pembatasan sosial. Total konsumsi produk sawit untuk kebutuhan pangan pada tahun 2020 sebesar 8,42 juta ton, turun sekitar 14,6% bila dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 9,86 juta ton.
Akibat dari situasi pandemi yang berdampak global, performa volume ekspor minyak sawit Indonesia pada 2020 dengan total ekspor 34,0 juta ton bergeser turun dibandingkan dengan performa 2019 dengan total ekspor sebesar 37,39 juta ton. Penurunan terbesar terjadi ke China (-1,96 juta ton), ke EU (-712,7 ribu ton), ke Bangladesh (-323,9 ribu ton), ke Timur Tengah (-280,7 ribu ton), dan ke Afrika (-249,2 ribu ton) sedangkan ke Pakistan naik (+275,7 ribu ton) dan ke India naik 111,7 ribu ton. Meskipun terjadi penurunan volume ekspor, secara nilai, ekspor tahun 2020 yang mencapai US$ 22,97 miliar lebih tinggi dari tahun 2019 sebesar US$ 20,22 miliar.
Leave a reply
