Reasuransi Maipark: Mitigasi Risiko Keuangan Bisa Perkecil Dampak Bencana

0
599

PT Reasuransi Maipark Indonesia bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) meneliti tentang aktivitas Sesar Baribis yang membentang dari Serang hingga Banten sepanjang 170 kilometer. Sementara untuk segmen DKI Jakarta saja panjangnya mencapai 90 kilometer.

Direktur Teknik PT Reasuransi Maipark Indonesia Heddy Agus Pritasa mengatakan, penelitian yang dilakukan Maipark dengan ITB itu dimulai dari 2019 hingga 2021 dengan memantau aktivitas Sesar Baribis. Pada tahun pertama (2019) Maipark dan ITB memasang borehole seismometer di daerah Jakarta dan sekitarnya. Semisal, Tangerang Selatan, Jakarta Pusat dan lain sebagainya.

“Di Bekasi juga kami lihat ada pergerakan dari Sesar Baribis walau (aktivitasnya) belum banyak. Di tahun selanjutnya kita akan pasang di Karawang dan terakhir di Subang,” kata Heddy dalam webinar yang digelar The Iconomics, Jumat (26/3).

Heddy mengatakan, pergerakan Sesar Baribis ini memang potensi yang berbahaya karena melintasi sentra-sentra ekonomi yang ada di daerah Subang, Jakarta dan Banten.  Maipark juga meneliti tentang potensi gempa megathrust di selatan Jawa. Berdasarkan penelitian itu ada kesenjangan seismik di mana jarang terjadi gempa sehingga dikhawatirkan terjadinya pengumpulan energi yang belum lepas akibat potensi subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Baca Juga :   Kejar Setoran, Tim Percepatan Restrukturisasi Asuransi Jiwasraya Jemput Bola

Karena itu, kata Heddy, situasi itu merupakan potensi gempa yang perlu diwaspadai Indonesia karenanya adanya kesenjangan seismik itu. Gambaran pergerakan lempeng Indo-Australia yang diteliti Maipark dan ITB ada kesamaan dari gerakan Indo-Australia plate. Penelitian terkini gerakan lempeng Indo-Australia itu beragam di mana pergerakannya sekitar 60 milimeter per tahun

“Kita perlu waspadai segmen dari Indo-Australia plate yang ada di sebelah barat dari Pulau Jawa karena lebih aktif dari segmen lainnya,” kata Heddy.

Karena itu, kata Heddy, berdasarkan fakta-fakta dan berbagai bencana yang ada di Indonesia, maka mitigasi risiko keuangan sangat penting. Karena sifat bencana memang merugikan terutama dari sisi keuangan dan korban jiwa. jika mitigasi risiko keuangan tidak dilakukan, maka unsur-unsur seperti ketidakpastian, biaya penanggulangan, biaya penanganan dan prediksi tahunan kebencanaan akan lebih besar.

“Dengan dilakukan mitigasi risiko keuangan keempat unsur tersebut bisa diperkecil dampaknya. Hak-hal ini sudah sering kami lakukan di industri asuransi yang harus mengawasi risiko-risiko yang ada kami terima sebagai risiko di perusahaan,” kata Heddy.

Baca Juga :   Nasabah Jiwasraya yang Mau Direstrukturisasi Akan Ditransfer ke IFG

 

 

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics