Tak Bagi Dividen, DIVA Fokus Ekspansi Bisnis

0
1137
Reporter: Petrus Dabu

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) memutuskan tidak membagikan dividen dari tahun buku 2019. Perseroan fokus menggunakan laba bersih tahun lalu untuk ekspansi bisnis pada tahun ini.

Pada 2019 lalu, DIVA membukukan laba bersih sebesar Rp93,64 miliar, naik 850,67% year on year. Sedangkan pendapatan bersih tercatat sebesar Rp3,55 triliun, naik 138,69% year on year.

“Untuk keputusan RUPS di tahun 2019, Perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen karena kita melihat Perseroan saat ini masih membutuhkan dana tentunya untuk men-support beberapa project besar, seperti merchant acquisition, lalu beberapa proyek payment kita di beberapa public facilities,” ujar Stanley Tjiandra, Direktur DIVA saat paparan publik di Jakarta, Selasa (21/7).

Selain itu, tambah Stanley, Perseroan juga melakukan pencadangan. Karena meskipun kinerja Perseroan saat ini masih positif di tengah pandemi Covid-19, tetapi tetap menerapkan kebijakan keuangan dan permodalan yang konservatif mengingat kondisi pandemi ini melanda semua negara di dunia termasuk Indonesia.

Baca Juga :   Masih Ada Waktu, Simak Jadwal Bagi Dividen 9 Emiten Ini

Pada kuartal pertama tahun 2020, DIVA membukukan pendapatan sebesar Rp860,72 miliar, naik 1,73% dibanding Rp846,11 miliar pada kuartal pertama 2019 lalu. Sementara laba bersih pada kuartal pertama 2020 sebesar Rp7,32 miliar, turun 65% dibanding Rp20,95 miliar pada kuartal pertama 2019 lalu.

Stanley mengatakan pendapatan Perseroan di luar segmen tour and travel, masih tumbuh cukup baik sekitar 6%. “Sebenarya, profitabilitas Perseroan juga meningkat dengan sangat baik dari segi EBITDA. EBITDA kita itu sebenarnya mengalami peningkatan 19% dari Rp6,3 miliar di kuartal satu 2019 menjadi Rp7,5 miliar di kuartal satu 2020. Dari segi laba inti atau core profit juga sebenarnya kita juga mengalami pertumbuhan yang sangat baik bertumbuh 15% dari kuartal satu 2019 yaitu Rp3,9 miliar, menjadi Rp4,5 miliar di kuartal satu 2020,” ujarnya.

Untuk kinerja keuangan semester pertama 2020, Stanley belum bisa mengungkapkannya karena belum dipublikasikan secara resmi dan belum disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tetapi berdasarkan data yang sudah masuk, seperti dari segmen digital financial services, pertumbuhan di semester pertama, katanya, “sangat luar biasa”. “Jauh di atas pertumbuhan yang ditorehkan di kuartal satu 2020. Harusnya pertumbuhan yang bisa kita catatkan di semester satu 2020, kita harapkan bisa setidaknya atau lebih baik dibandingkan kinerja yang kita torehkan di kuartal satu 2020,” ujarnya.

Baca Juga :   Sudah 5 Kali Tebar Dividen Interim, PT Jasa Angkasa Semesta Tbk Kembali Bagikan Dividen Tunai

Tahun 2020 ini DIVA menganggarkan belanja modal sebesar Rp30 miliar-40 miliar. Sepanjang semester satu 2020, belanja modal yang sudah digunakan kurang lebih sebesar Rp3,2 miliar. Pada semester satu belanja modal tersebut antara lain digunakan untuk investasi di perusahaan AI yaitu Bahasa.ai.

“Untuk semester kedua, hopely dengan kondisi yang lebih baik, kita akan bisa menggelontorkan dana-dana untuk investment kita,”ujarnya.

Sebagian besar dana belanja modal tahun 2020 ini akan digunakan untuk investasi  pembayaran terintegrasi di TransJakarta dan jalan tol.

Saat ini, posisi kas bersih Perseroan sebesar Rp124 miliar. Dengan kondisi yang makin membaik saat ini pasca pembatasan sosial, Perseroan akan makin agresif menggelontorkan pendanaan untuk mempercepat ekspansi dan investasi untuk memperkuat infrastrukur dan ekosistem digital yang sedang dibangun Perseroan.

 

Leave a reply

Iconomics