5 Catatan Penting Financial Check Up Karyawan Bagi Perusahaan

0
1532

3 Indikator Kesehatan Keuangan Karyawan

Ada tiga indikator sederhana untuk mengecek kesehatan keuangan. Setelah mengetahui jumlah masing-masing indikator tersebut, barulah Anda bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan keuangan Anda.

 

1. Rasio Tabungan (Saving Ratio)

Rasio tabungan menunjukkan seberapa besar pendapatan yang bisa Anda tabung atau investasikan setiap tahunnya.

Menabung merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya beli di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sebaiknya ada alokasi rutin untuk tabungan setiap bulan. Idealnya, rasio tabungan ini sebesar minimal 10% dari pendapatan.

Semakin besar rasionya, semakin baik. Anda pun harus tetap memperhatikan kebutuhan atau pengeluaran utama. Jadi, angka ini tidak mutlak. Berbeda kondisi, berbeda pula rasionya.

Hitunglah berapa banyak tabungan yang Anda punya. Sudah cukupkah nilainya? Berapa banyak lagi yang perlu didapatkan untuk bisa mencapai tujuan keuangan Anda?

 

2. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio solvabilitas menunjukkan besarnya kekayaan bersih Anda jika dibandingkan dengan aset yang Anda miliki. Rasio ini berguna untuk mengukur risiko kebangkrutan yang mungkin Anda alami.

Baca Juga :   Grup SUN Perkenalkan Layanan untuk Penuhi Kebutuhan Industri Hijau dan Keberlanjutan, Apa Itu?

Dengan kata lain, jika Anda memiliki utang, apakah Anda masih bisa bayar?

Perlu diketahui bahwa angka ideal rasio solvabilitas adalah di atas 50%. Nilai rasio solvabilitas bisa didapat dengan membagi nilai total kekayaan bersih dibagi dengan total aset.

Sebagai contoh, Anda memiliki nilai kekayaan bersih senilai Rp 1,5 miliar. Sedangkan nilai aset Anda mencapai Rp2,6 miliar. Dari sini, rasio solvabilitas Anda adalah sekitar 57%.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa jika Anda mengalami kebangkrutan, Anda masih bisa bertahan meskipun nilai aset Anda jatuh hingga 57%.

 

3. Rasio Utang Terhadap Aset

Rasio utang terhadap aset menggambarkan persentase utang dibandingkan dengan jumlah aset. Sebaiknya, jumlah rasio utang terhadap aset ini kurang dari 50%. Cara menghitungnya adalah:

Rasio Hutang Terhadap Aset = Total Utang ÷ Total Aset

Contoh, Pak Martin memiliki total utang sebesar Rp 200.000.000 dan total aset sebesar Rp 1.000.000.000. Rasio utang terhadap aset adalah nilai total utang dibagi nilai total aset, yaitu 0,2 (atau 20%).

Baca Juga :   Bank DKI Mendirikan Galeri Investasi Bersama BEI dan CGS-CIMB Sekuritas untuk Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Angka 20% tersebut artinya total utang Pak Martin jumlahnya 20% dari total aset.

 

Artikel ini merupakan kerjasama antara The Iconomics dengan Finansialku. Keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Finansialku

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Halaman Berikutnya
1 2 3 4 5 6 7

Leave a reply

Iconomics