
Kontrak Baru Waskita Beton Precast Tbk Lampaui Target

Plant Bojonegara Waskita Beton Precast/Dok. WBP
Di tengah lilitan hutang yang kini masih dalam proses restrukturisasi, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berhasil melewati tahun 2021 ini dengan capaian kontrak baru yang melampaui target.
Direktur Utama WSBP, FX Purbayu Ratsunu menyamapaikan berdasarkan rencana kerja tahun 2021, target kontrak baru WSBP adalah Rp2,6 triliun.
“Pada bulan November yang lalu kami mencapai [kontrak baru] Rp 1,75 triliun dan di akhir tahun kami akan mencapai Rp2,75 triliun, dimana ini adalah lebih tinggi dari target kami senilai Rp2,6 triliun,” ujar Purbayu dalam paparan publik, Kamis (30/12).
Berdasarkan segmen pasar, sebagian besar kontrak baru tersebut yaitu sebesar 78% berasal dari internal grup Waskita. Sementara sisa 22% dari pihak eksternal. Dari sisi segmen pekerjaan, kontrak baru didominasi oleh pekerjaan Readymix yaitu 39%. Kemudian disusul, precast sebesar 30% dan jasa konstruksi sebesar 31%.
Sejumlah proyek internal grup adalah pekerjaan jalan tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan proyek tol Becak Kayu serta Cimanggis-Cibitung.
Sementara beberapa proyek dari eksternal antara lain proyek tol yang diinisiasi oleh Pantai Indah Kapuk Group dan pekerjaan jembatan penyebrangan antara stasiun BNI dan stasiun LRT di Sudirman.
WSBP juga melalukan ekspor perdana tiang pacang ke Myanmar pada tahun 2021 ini untuk proyek Thilawa Shipyard. “Kami akan mendapatkan repeat order segera untuk penambahan pesananan-pesanan berikutnya,” ujar Purbayu.
Purbayu optimistis tahun 2022 , WSBP akan kembali meraih kontrak baru yang besar. Optimisme ini didukung oleh sejumlah proyek penugasan (PNM) kepada Waskita Karya. Tahun depan Waskita, induk dari WSBP memperoleh Penyeratan Modal Negara (PNM) senilai Rp7,9 triliun. “Kalau kita menyasar proyek-proyek PNM-nya Waskita tentunya rasa optimisme kami menjadi semakin besar. Ditambah lagi proyek-proyek IKN (ibukota negara) akan dimulai pada tahun 2022,” ujarnya.
WSBP juga akan berkolaborasi dengan divisi internasional Waskita untuk mengembangkan pasar-pasar luar negeri. “Ini ada beberapa di negara-negara Afrika yang sedang kami sasar yang akan kami umumkan segera pada kuartal satu atau awal-awal tahun 2022,” ujar Purbayu.
Asep Mudzakir, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko WSBP mengatakan restrukturisasi keuangan menjadi salah satu strategi utama perusahaan yang dimulai tahun 2021 ini.
“Restrukturisasi keuangan ini tujuannya adalah mendapatkan skema restrukturisasi yang fit dengan cash flow perusahaan serta dapat menjaga going concern perusahaan yang selanjutnya akan dituangkan dalam Master Restructuring Agreement. Saat ini kita sedang intens diskusi dengan para lender dan juga vendor untuk mendapatkan satu kesepakatan,” ujar Asep.
Total hutang WSBP saat ini sebesar Rp8,88 triliun. Sebagian besar yaitu sebanyak Rp3,94 triliun adalah hutang kepada bank. Kemudian sebanyak Rp2,91 triliun adalah hutang kepada vendor, Rp2 triliun berupa obligasi dan Rp33,8 miliar deferred interest (bunga yang ditangguhkan).
“Hutang-hutang ini yang kemudian saat ini kita sedang negosiasikan tenor pembayarannya. Jadi, kalau saat ini seluruhnya masuk dalam liabilitas jangka pendek, dengan adanya proses restrukturisasi kita akan upayakan untuk melakukan rescheduling pembayaran,” ujar Asep.
Asep optimistis proses restrukturisasi ini akan rampung pada semester pertama tahun 2022. Harapannya, setelah sudah ada kesepakatan dengan para kreditur, WSBP akan memiliki fleksibilitas cash flow yang lebih, sehingga dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dan kewajiban kepad vendor.
Pararel dengan proses restrukturisasi keuangan, Asep mengatakan saat ini WSBP juga sedang menyusun program transformasi bisnis dimana program transformasi bisnis ini targetnya adalah penyempurnaan fundamental bisnis perusahaan dengan mengedepankan tiga pilar utama yaitu (1) portofolio and inovation (2) lean and digital dan (3) liquidity management.
Strategi lainnya adalah tata kelola dan manajemen risiko. Ini adalah upaya penguatan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan serta penerapan risk based thinking dalam setiap pemgambilan keputusan bisnis.
Leave a reply
