
Tips Finansial Tetap Sehat di Bulan Ramadan

Ilustrasi buka puasa Ramadan/Dok. Sequis
Bulan Ramadan dan hari raya Idulfitri kerap menyedot belanja lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya. Siapapun tidak berharap dompet jebol karena belanja yang jumbo. Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, MPD, CFP, CPC berbagi tips finansial agar kita tetap dapat menikmati momen bulan Ramadan dengan rasa tenang tanpa perlu takut mengganggu rencana keuangan masa depan.
Pertama, disiplin menjalankan perencanaan keuangan. Saat pendapatan atau gaji bulanan diterima, selalu susun perencanaan keuangan dengan disiplin, usahakan sisihkan setidaknya 30% dari total gaji untuk ditabung, dan segera bayar tagihan dan utang. Kemudian sisanya dapat dibagi untuk pengeluaran lain serta dana darurat.
Menurut Samuji, khusus untuk dana darurat, bagi yang masih single, jumlah yang perlu dipersiapkan minimal sebesar 3 kali dari rata-rata pengeluaran bulanan. Misalnya, pengeluaran rata-rata bulanan Rp3 juta berarti dana darurat yang dipersiapkan minimal Rp9 juta sedangkan jika sudah menikah tapi belum memiliki anak maka jumlah dana yang harus dipersiapkan minimal sebesar 5 kali dari rata-rata pengeluaran bulanan. Ketika kelak sudah memiliki anak dan jumlah tanggungan lebih banyak maka jumlah dana darurat harus ditingkatkan.
Samuji mengatakan untuk menyiapkannya, bisa dicicil sedikit demi sedikit misalnya 2-3% dari pendapatan dan bisa dipersiapkan dalam rekening terpisah. Semakin besar pendapatan yang bisa disisihkan tentu akan makin cepat dana darurat terkumpul sebesar yang dibutuhkan. Pun ketika mendapat bonus, komisi, atau THR jangan sampai terlena saat melihat barang diskon atau promo yang sering kali ditawarkan saat hari besar, seperti Ramadan dan Idulfitri. Anda bisa memindahkan sebagian dana tambahan tersebut ke dalam rekening dana darurat.
Kedua, pisahkan pengeluaran Buka Bersama di bulan Ramadan. Undangan buka puasa bersama sekaligus ajang reuni tentu menyenangkan tapi waspada karena pengeluaran bisa saja membengkak. Apalagi jika buka bersama diadakan di restoran dan harus menghadiri beberapa acara serupa selama bulan Ramadan. Agar undangan buka bersama bisa dihadiri maka siapkan dana khusus buka puasa bersama dari pos dana pengeluaran rutin selama beberapa bulan sebelum bulan puasa.
“Demi menjaga tali silaturahmi, berbuka puasa bersama tentu akan menjadi salah satu agenda di bulan Ramadan. Sebaiknya sejak awal tetapkan berapa kali Anda akan buka bersama di luar misalnya seminggu sekali saja. Dananya dapat disiapkan satu hingga dua bulan sebelumnya sehingga pengeluaran selama bulan Ramadan masih bisa terjaga dan menekan biaya tak terduga saat bulan puasa,” ujar Samuji.
Ketiga, susun anggaran khusus Ramadan lainnya dengan detil. Saat bulan Ramadan biasanya ada beberapa hal lain yang perlu dianggarkan seperti zakat fitrah, berbagi takjil, baju lebaran, bingkisan lebaran, biaya mudik dan lain sebagainya. Biasanya pengeluaran-pengeluaran ini akan membuat struktur anggaran menjadi berbeda dari bulan-bulan biasanya Untuk itu, pisahkan kebutuhan bulan Ramadan dari anggaran rutin kemudian detailkan apa saja kebutuhannya, mana yang wajib, adakah yang bisa ditunda, atau adakah kemungkinan sharing biaya bersama teman atau anggota keluarga lainnya.
Mudik untuk merayakan hari raya dengan keluarga di kampung halaman sudah menjadi kebiasaan banyak umat muslim. Persiapkan bujetnya jauh-jauh hari, jangan memutuskan untuk mudik atau libur secara mendadak agar biaya mudik tidak mengganggu pos anggaran lainnya.
“Mudik akan menyenangkan bila direncanakan jauh-jauh hari. Hindari mudik dengan berutang kartu kredit karena akan membuat masalah baru pada bulan-bulan berikutnya karena harus melunasi utang beserta bunganya atau kebutuhan lain menjadi tertunda pemenuhannya. Dana mudik bisa diambil dari anggaran liburan atau sedikit mengurangi alokasi dana untuk investasi di satu bulan sebelumnya,” kata Samuji.
Terakhir, perlunya asuransi. Makan bebas saat buka puasa dan Idulfitri atau kelelahan selama mudik kerap menimbulkan gangguan kesehatan. Jika kondisi tidak bisa diatasi sendiri dan harus menjalani rawat inap maka ada risiko pengeluaran yang lebih besar untuk biaya pengobatan. Di sinilah pentingnya peranan dan manfaat asuransi kesehatan.
Leave a reply
