CEO Indonesia Investment Authority: Ini Tugas Mulia, Tetapi Juga Tak Ringan

0
1233

Dewan Direksi Indonesia Investment Authority (INA) resmi diumumkan pemerintah pada Selasa (16/2). Sebagai sebuah lembaga yang baru dibentuk, tugas berat menanti para profesional dari berbagai latar belakang ini, mulai dari menata organisasi hingga mewujudkan visi dan misi dibentuknya INA.

“Sebagai CEO dari sovereign wealth fund yang akan dikenal sebagai Indonesia Investment Authority itu memang merupakan tugas yang mulia tetapi juga tidak ringan untuk kami semua di dewan direksi,”ujar CEO atau Direktur Utama INA, Ridha Wirakusumah, saat konferensi pers, Selasa.

Mantan CEO Bank Permata dan CEO Maybank Indonesia ini mengakui visi dan misi sovereign wealth fund ini “luar biasa luasnya”.

“Yang pertama-tama yang ingin saya tekankan adalah kami ingin menciptakan sebuah climate of investments sehingga para inevstor bisa masuk ke Indonesia dengan lebih nyaman dan lebih yakin, sehingga mereka pun bisa berpartisipasi untuk bersama-sama ikut serta dalam pembangunan Indonesia yang future atau masa depannya itu sungguh luar biasa. Apakah itu dari demografisnya, apakah dari size-nya, apakah dari segi potensi bisnisnya,” ujar Ridha.

Baca Juga :   Indonesia Investment Authority dan Silk Road Fund Buat Kesepakatan Kerja Sama Investasi

Presiden Joko Widodo saat memperkenalkan jajaran dewan pengawas dan direksi pada Selasa (16/2) mengatakan INA akan menjadi mitra strategis bagi para inevstor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri agar tersedia pembiayaan yang cukup untuk program pembangunan khususnya program pembangunan infrastruktur nasional.

Ridha menekakan bahwa yang dicari INA adalah “dana modal, bukan dana pinjaman”. Artinya, dana yang menghasilkan nilai tambah. Selain itu, dari segi sumber, dana yang berasal dari “sumber-sumber dengan governance yang baik dan clean“.

Kemudian terkait misi, ia mengatakan, sesuai dengan namanya, sovereign wealth fund, semua dana yang dipercayakan kepada INA kalau bisa bertumbuh terus sehingga menciptakan dana abadi untuk terus menjadi dana yang makin lama makin bisa memakmurkan hingga anak cucu.

Terkait dengan visi dan misi tersebut, ada tiga langkah yang akan dilakukan oleh direksi INA.

Pertama, memurut Ridha, yang paling penting adalah menciptakan rumah dengan profesionalisme yang tinggi dan setting governance yang betul-betul kuat, yang dipandu oleh dewan pengawas dan berbagai kebijakan yang dibuat. Pihaknya juga akan mengundang profesional seperti accounting firm dan lainnya untuk selalu menjaga governance yang tinggi.

Baca Juga :   Luhut: Presiden Sudah Putuskan Modal Awal Lembaga Pengelola Investasi Sekitar US$6 Miliar

Kedua, selain menciptakan rumah atau governance yang kuat, direksi INA juga akan mendata aset-aset yang bisa dikelola bersama investor. “Kami akan berkonsultasi dengan Ibu Sri Mulyani, dengan Pak Erick Thohir dari BUMN dan juga kementerian-kementerian yang lain untuk bisa melihat aset-aset mana yang bisa kita bersama-sama sharing dengan para investor untuk segera mereka bisa masukan dananya dan segera bersama-sama membangun infrastruktur dan proyek-proyek yang sudah ada sekarang ini,” ujarnya.

Saat ini ada banyak proyek infrastruktur yang masuk dalam rencana atau pipeline dengan perkiraan niali  US$9,5 miliar. “Tetapi tentunya kita akan lihat secara saksama untuk make sure bahwa proyek-proyek itu betul-betul bisa membawa good return for us and also for our invesestors,” ujarnya.

Ketiga, membangu profesionalisme supaya investasi yang dibangun bersama-sama oleh INA dan investor membawa hasil yang baik dengan nilai tambah yang tinggi.

Leave a reply

Iconomics