Woman in Tech: Teknologi Memberikan Akses yang Setara

0
1468

Martyna Malinowska mendirikan startup fintech GajiGesa yang fokus menggarap earned wages access (EWA) bersama dengan Vidit Agrawal. Sebelum mendirikan startup ini, perempuan asal Polandia ini telah berkecimpung di sejumlah industri teknologi dan keuangan kurang lebih 10 tahunan di sejumlah negara Asia.

Ia pernah menghabiskan sekitar 4 tahun di sektor perbankan investasi, yakni di UBS Investment Bank sekitar 1 tahun dan lebih dari 3 tahun di JPMorgan Chase & Co. Selain bekerja di perbankan investasi tersebut, Martyna juga aktif sebagai konsultan di MICRA Foundation yang membantu untuk menarik investasi internasional masuk ke micro finance di Indonesia.

Selepas dari JPMorgan, ia menginjakkan kaki pertama kalinya di perusahaan fintech, yakni LenddoEFL. Ia hampir tiga tahun setengah berada di LendoEFL ini. Salah satu perannya dalam fintech tersebut, ia berperan aktif dalam menciptakan teknologi yang memungkinkan untuk menjangkau segmen yang kurang terlayani.

Lalu pada November 2020, ia turut mendirikan GajiGesa. Gajigesa sebenarnya adalah platform benefit employee yang menargetkan sebagian besar blue collar employees. Martyna mengatakan konsep ini relatif baru di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia dan Asia Tenggara. Yang menarik lagi, mayoritas pengguna GajiGesa saat ini adalah perempuan.

Dalam kesempatan wawancara secara online, Redaksi The Iconomics menggali perspektif dari sosok perempuan pendiri GajiGesa ini. Berikut ini petikan wawancaranya:

 

The Iconomics: Kapan anda mulai tertarik dengan fintech dan kenapa Anda justru ingin berkarir di dunia teknologi?

Martyna: Saya pikir passion saya membawa saya ke tempat dimana saya berada sekarang. Saya baru saja menemukan, bahwa teknologi dapat memungkinkan untuk memecahkan masalah lebih besar yang dihadapi oleh lembaga keuangan tradisional selama bertahun-tahun. Jadi itu adalah pengalaman yang membuka mata saya.

Saya pikir tentang pertanyaan Anda mengenai dunia teknologi adalah dunia lelaki, saya pikir itu hanya dalam penciptaan teknologi. Namun sebenarnya saya pikir bahwa teknologi justru memberikan peluang yg lebih banyak dan lebih setara antara pria dan wanita dibandingkan dengan perusahaan yang sangat tradisional.

Saya merasa sangat penting, semakin banyak wanita yang mulai berhasil menaiki jenjang karier mereka dan menjadi contoh yang baik untuk orang lain dalam menjalani karier mereka secara efektif. Saya pikir perempuan yang mencapai kesuksesan, dalam hal ini di seluruh industri, dan juga khususnya di bidang teknologi mereka cenderung saling mengangkat satu sama lain saat mereka mencapai kesuksesan. Saya pikir hal yang penting dalam hal ini adalah bagaimana perusahaan harus mendukung perempuan di tempat kerja.

Sheryl Sandberg (COO Facebook –Red) memulai fenomena budaya ‘lean in’ delapan tahun lalu. Dia mengatakan perusahaan harus mendukung wanita dalam pertumbuhan mereka dalam peran kepemimpinan, dan secara keseluruhan di tempat kerja. Ada platform seperti cleaning.org yang juga didirikan oleh wanita di bidang teknologi, yang mendukung wanita lain dalam pengembangan profesional dan sangat memberikan harapan. Karenanya saya merasa telah terjadi perubahan tidak hanya wanita yang mengangkat wanita lain tetapi juga pria, dan itu bagus untuk dilihat, karena semua ini membawa keragaman ke tempat kerja, keragaman ini berarti ide-ide yang lebih baik dan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga :   Tepis Tuduhan AS, Huawei Siap Jual Teknologi 5G ke Barat

Sebagai salah satu contoh wanita yang sangat menginspirasi, tak perlu melihat terlalu jauh pada diri kita dan Sheryl Sandberg. Ada seseorang di Asia, Sandhya (Sandhya Devanathan –Red) yang merupakan Asia Pasific Managing Director untuk Global Gaming & Facebook. Dia sangat aktif menjadi mentor para pemimpin perempuan muda. Dia berpartisipasi dalam banyak forum dan dia juga menjadi contoh yang tepat. Dan hal ini membantu wanita dalam mematahkan stereotip tentang sulitnya untuk tumbuh secara profesional sebagai seorang perempuan. Dan saya merasa sebenarnya teknologi, seperti yang telah saya sebutkan, cenderung tidak bias dan telah menciptakan lebih banyak kesempatan yang sama antara wanita dan laki-laki di tempat kerja.

Saya merasa teknologi tidak bias terhadap gender atau ras, dan sebagainya. Dan mengikuti pijakan itu, GajiGesa juga akan bekerja sangat keras untuk memastikan bahwa rasio tim kami adalah 50:50 wanita dan pria. Dan kami ingin memberikan kesempatan yang benar-benar setara bagi anggota tim wanita untuk berkembang.

 

The iconomics: Apakah Anda pernah membayangkan sebelumnya bahwa Anda akan menjadi Co-Founder sebuah perusahaan startup, GajiGesa? Apakah Anda sudah merencanakannya jauh sebelumnya?

Martyna: Sebenarnya tidak, saya pikir itu hanya serangkaian kebetulan. Tetapi saya pikir alasan saya mencapai posisi saya saat ini, karena saya sangat gigih dan bersemangat tentang apa yang saya lakukan.

Sepanjang karir saya, saya menghabiskan banyak waktu dengan orang-orang yang berjuang dari hari ke hari untuk mengelola keuangan mereka, mereka tidak diberi kesempatan yang tepat untuk mempelajarinya. Mereka telah dieksploitasi oleh pemberi pinjaman tradisional dan lembaga yang berbeda, yang kebanyakan berpikir untuk tidak membantu mereka dalam memahami pengelolan keuangan sehari-hari individu tersebut. Jadi saya pikir dengan melalui pengalaman dan semangat inilah akhirnya yang membuat saya berada sekarang dan melalui penemuan teknologi yang dapat membantu menciptakan dampak.

 

The Iconomics: Apa yang membuat Anda menjadi diri Anda yang saat ini?

Martyna: Jadi saya pikir dari sudut pandang individu adalah passion terbesar yang saya miliki selama bertahun-tahun dan fokus pada tujuan telah membawa saya ke tempat saya sekarang dan tidak takut untuk bermimpi besar. Dan secara keseluruhan, inilah bagaimana inovasi-inovasi tersebut lahir.

Tapi adanya support system yang tepat membantu saya mencapai tempat saya sekarang. Dari perusahaan tempat saya bekerja, mereka mempromosikan sebagian besar para pemimpin wanita. Jadi, saya pikir ini adalah bagian dari peran penting yang harus dimainkan perusahaan dalam menumbuhkan pemimpin perempuan. Saya merasa beruntung mengalaminya.

Dan juga, saya merasa adanya support dari keluarga saya. Peran keluarga untuk mendukung dengan cara yang benar sangat penting. Membudayakan dasar yang tepat, bahwa wanita bukan hanya ibu rumah tangga. Mereka adalah seseorang yang berkontribusi 50% untuk rumah tangga dan rumah. Keluarga juga harus membantu mereka keluar dari belenggu yang tidak mengizinkan mereka fokus pada karir profesional mereka. Hal ini berlaku tidak hanya untuk orang tua tetapi ini juga untuk pasangan.

Baca Juga :   CIMB Niaga Ajak Nasabah Korporasi Gunakan Digital Banking

Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya mendapat manfaat dari pengaturan yang tepat dalam hal sekolah. Tapi sekolah, Saya rasa mereka harus membangun tingkat keingintahuan yang lebih tinggi bagi anak-anak muda dalam hal keterampilan analitis dan teknis. Jadi peran teknologi tidak hanya diperuntukkan bagi laki-laki, seperti yang selama ini terbentuk di masyarakat. Saya pikir pada saat masih pelajar, teknologi bukanlah sebuah fenomena dan sekali lagi perusahaan teknologi bukan seperti yang kita lihat saat ini. Saya melihat perubahan ini terjadi lebih sering lagi, dan saya pikir kita harus benar-benar mendukung hal semacam itu. Sistem pendidikan yang juga mendukung perempuan-perempuan muda.

Saya juga adalah seorang self learner. Saya menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari keterampilan baru, teknis dan non teknis melalui berbagai platform terbuka yang semakin memfasilitasinya berkat infrastruktur internet yang kami miliki.

 

The Iconomics: Apakah Anda pernah mengalami diskriminasi?

Martyna: Benar, saya akan mengatakan bahwa saya telah menghadapi beberapa kali situasi yang sulit. Tapi saya pikir itu sebenarnya terjadi pada pria dan wanita. Tapi memang orang cenderung memilih hal tertentu dan menganggap lebih diinginkan dalam situasi tertentu, hal ini bukan hanya tentang gender, tetapi bisa menjadi salah satunya. Secara obyektif saya pikir ‘bias’ ada di semua bidang. Perempuan sedikit lebih sulit untuk dapat membuktikan diri dibandingkan dengan laki-laki. Dan seorang perempuan mungkin mebutuhkan lebih jauh lagi dalam bekerja untuk dapat membuktikan diri. Hal seperti Itu pasti ada.

Tapi saya merasa hal seperti ini juga menjadi alasan mengapa wanita harus saling membantu, untuk melepaskan dari ‘bias’ ini dalam lingkungan profesional. Bahkan ada kutipan yang sangat terkenal oleh Madeleine Albright, wanita pertama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Dia mengatakan “there is a special place in hell for women, who don’t help other women”. Dan saya percaya bahwa kita harus saling membantu dalam dunia yang sulit ini. Saya merasa saat ini kita menghadapi bias gender yang berbeda. Namun yang paling penting adalah kepercayaan diri yang seharusnya membuat kita lebih kuat.

 

The Iconomics: Apa pencapaian pertama Anda dalam membuktikan bahwa perempuan bisa sukses di dunia teknologi?

Martyna: Jadi saya pikir dalam setiap kali kenaikan karir secara profesional, saya telah bekerja melalui berbagai peran kepemimpinan yang berbeda di dunia teknologi. Saya tidak pernah berpikir tentang diri saya sebagai perempuan yang berhasil mencapai tujuan tertentu, melainkan sebagai individu yang ambisius. Saya berusaha untuk memposisikannya selalu seperti itu. Jadi ketika saya memikirkan kesuksesan, saya akan memutarbalikkannya seperti itu.

Baca Juga :   Buruan Fintech Danamas Tahun 2019 dan 2020

Dalam beberapa tahun terakhir terdapat banyak founder wanita dan pria yang sukses membuat dampak dengan teknologi. Saya pikir teknologi sekali lagi telah membuktikan bahwa teknologi tidak memiliki gender. Karena itu banyak pendiri wanita yang sukses sama seperti para pria pendiri yang sukses. Itu saya dapatkan. Jadi saya tidak akan menganggap kesuksesan saya sebagai seorang wanita. Tapi secara keseluruhan, menjadi individu yang memiliki semangat dan rasa ingin tahu. Jadi saya pikir sangat penting untuk tidak terlalu memikirkan diri saya sebagai seorang perempuan, tentu saja berbeda dalam hal membantu orang. Tetapi ketika membuat kesuksesan, saya tidak akan menghubungkannya dengan menjadi seorang perempuan atau tidak.

 

The Iconomics: Menurut Anda, apa kunci sukses bagi perempuan yang ingin bekerja di perusahaan teknologi saat ini, terutama di Indonesia?

Martyna: Mungkin saya juga bisa berbagi beberapa contoh mengenai bagaimana kami di GajiGesa telah mencoba untuk memastikan bahwa perempuan bekerja di GajiGesa dapat tumbuh, tentu saja kami mempekerjakan perempuan yang memiliki kemampuan yang tepat di perusahaan. Jadi saya pikir, apa yang kami sadari adalah sangat penting untuk memberikan kesetaraan peluang. Akan tetapi, kadang kita harus bekerja lebih keras untuk mendukung perempuan. Dan apa yang sebenarnya menjadi tantangan besar kami untuk menemukan perempuan yang bisa berada dalam peran teknis dan juga dalam peran kepemimpinan.

Saya juga aktif berbicara dengan anggota keluarga, pasangan, serta orang tua mereka untuk meyakinkan mereka untuk mendukung pilihan anak perempuan mereka. Jadi menurut saya, sangat penting bagi kita yang membutuhkan dukungan, tidak hanya dari pasangan tapi juga dari keluarga. Saya pikir sangat penting untuk tetap percaya diri, untuk tidak khawatir tentang situasi yang terkadang menjengkelkan dan sulit. Situasi tersebut seharusnya menjadi alasan bagi kita untuk belajar dan tumbuh.

Dan menurut saya, memikirkan peningkatan keterampilan juga sangat penting. Sebagai seorang profesional muda di usia berapa pun, sangat penting untuk terus belajar dan menemukan waktu yang tepat. Karena saya percaya bahwa teknologi tidak membeda-bedakan.

Jadi sangat penting untuk tetap bersemangat, memiliki keberanian, nilai dan passion yang tepat untuk benar-benar berhasil di bidang ini. Dan juga bersikap terbuka, berbicara secara terbuka kepada rekan kerja dan manajer serta keluarga mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi. Saya pikir berbicara tentang kesulitan akan membantu menyelesaikan masalah. Itulah yang juga saya pelajari melalui diskusi dengan individu-individu kandidat perempuan yang ingin bekerja, serta keluarga dan pasangan mereka, bahwa sangat penting untuk berbicara secara terbuka tentang tantangan yang mungkin mereka hadapi dan diatasi.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics