
Di Depan DPR, Dirut BPJS Ketenagakerjaan Beberkan Sederetan Rencana Digitalisasi

Dirut BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo
Kedua, kolaborasi dengan fintech, e-commerce dan juga perbankan. “Kita lihat transportasi online, online merchant, Kartu Tani, Kartu Nelayan yang bekerjasama dengan perbankan juga KUR yang sedang didorong kembali melalui ekosistem perbankan, rasanya kita bisa menggarap value chain perbankan dan debiturnya, untuk bisa masuk baik BPU maupun non BPU, khususnya BPU akan kita sasar lebih banyak,” kata Anggoro.
Terkait dengan tantangan kedua, yakni soal kecepatan dan kapasitas layanan. Anggoro memahami proses klaim yang saat ini antara 5-10 hari dirasa lama oleh para peserta BPJS Ketenagakerjaan. Begitu pula kemampuan melayani klaim yang hanya sekitar 2,5 juta per tahun tidak akan sebanding dengan pertumbuhan klaim ke depan. Ia menyebut potensi klaim tahun depan bisa meningkat 4 kali lipat.
“Tentunya ini menjadi tantangan buat kami untuk bisa melayani 4 kali lipat tanpa harus menambah outlet yang ada karena ini era digitalisasi, ini tantangan sangat penting buat kita,” kata Anggoro.
Ia memilih untuk mengembangkan aplikasi mobile Jamsostek yang ada saat ini, ketimbang menambah outlet. Ia memilih untuk mengembangkan aplikasi Jamsostek Mobile yang terintegrasi. Mulai dari pendaftaran, e-KYC, klaim, dan pembayaran manfaat, layanan informasi dan pasar pekerja Kemenaker, maupun active labour market.
“Inilah yang sedang kami kembangkan agar nantinya para pekerja, kalau mau klaim tidak harus ke kantor, tidak harus ngantri, bisa lebih mudah dan cepat,” papar Anggoro.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
