
Buru Peluang Baterai Mobil Listrik, Pelarangan Ekspor Nikel Maju 2020

Nikel menjadi mineral yang memiliki masa depan yang sangat bagus seiring tren mobil listrik. Pemerintah akan melakukan larangan ekspor bijih nikel akan tetap dipercepat. Sebelumnya direncanakan pada tahun 2022, tapi dipercepat menjadi 1 Januari 2020. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 11 tahun 2019.
Kasubdit Pengawasan Usaha Eksplorasi Mineral Kementerian ESDM, Andri Budhiman Firmanto menjelaskan bahwa percepatan aturan larangan ekspor bijih nikel ini dilakukan demi mengejar momentum pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Hal tersebut diungkapkannya pada diskusi publik yang digelar di Jakarta belum lama ini.
“Momentum seperti ini tidak akan ada dua kali. Jadi ketika momentumnya tepat Pemerintah harus antisipasi,” kata Andri dalam siaran yang diterima.
Menurut Andri, kebijakan ini juga memperhatikan jumlah cadangan terbukti dan jaminan pasokan bijih nikel kadar rendah untuk persiapan percepatan industri mobil listrik yang bisa jadi industri masa depan Indonesia.
Apabila keran ekspor nikel terus dibuka dan industri baterai kendaraan listrik akan didominasi oleh China. Padahal Indonesia memiliki bahan baku untuk baterai tersebut. Indonesia bisa kehilangan kesempatan untuk bangun industri baterai nasional kalau ekspor tetap dilakukan.
Informasi dalam siaran yang diterima, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki bahan baku nikel terbaik di dunia untuk memproduksi baterai lithium ion yang menjadi industri masa depan. Berdasarkan kajian Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, 40% dari total biaya manufaktur mobil listrik adalah baterai.
Saat ini, cadangan nikel di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, yakni mencapai 23,7% dari seluruh cadangan dunia. Namun, karena minimnya temuan cadangan baru dan meningkatnya kebutuhan nikel setelah 2022, cadangan nikel Indonesia diperkirakan bakal menipis dengan cepat. Dengan posisi saat ini, cadangan terbukti nikel Indonesia sebesar 698 juta ton hanya menjamin suplai nikel untuk fasilitas pemurnian hanya selama 7,3 tahun.
Leave a reply
