ISA Ungkap Perbedaan ESG dan CSR tapi Pelaksanaannya Harus Berdampingan

0
8
Reporter: Rommy Yudhistira

Institute for Sustainability and Agility (ISA) menilai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) adalah 2 hal yang berbeda. Namun, pelaksanaannya harus dilakukan secara berdampingan.

Presiden Direktur ISA Maria Rosaline Nindita Radyati menjelaskan, berdasarkan pedoman ISO 26000, pelaksanaan CSR harus berdampak kepada masyarakat dan lingkungan hidup. Karena itu, fokus pelaksanaan CSR ada pada melakukan sesuatu hal yang memberikan perubahan.

“Maka dari inside out itu dampaknya kepada environmental society. Maka bagaimana perusahaan itu bertanggung jawab atas dampak itu, itu adalah CSR,” kata Maria dalam The Iconomics Developing Brand, Loyalty Through CSR & Sustainability di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Sedangkan ESG, kata Maria, menitikberatkan kebutuhan dan keinginan pelanggan di luar perusahaan, bukan pada produk atau ide yang ada di dalam perusahaan. Jadi, perusahaan memitigasi risiko-resiko dari ESG.

“Tidak hanya risiko, tapi ada opportunities. Jadi, ada two sides of the coin. Jadi, tidak hanya risiko tapi ada opportunities. Bagaimana perusahaan memanfaatkan ESG opportunities menjadi masuk ke dalam model bisnisnya,” tambah Maria.

Baca Juga :   Pegadaian Berikan Beasiswa kepada 96 Anak Pengelola Bank Sampah

Dari sisi aktivitas, kata Maria, CSR bertanggung jawab terhadap dampak ESG, mitigasi risiko, dan memaksimalkan peluang. Sementara itu, ESG kaitannya dengan investor dan calon pemberi pinjaman untuk perusahaan.

“ESG itu non-finansial. Non-finansial environment, social governance. Tapi dampaknya ke finansial. Makanya kenapa investor ingin tahu, customer dan lender ingin tahu secara finansial, kamu kuat apa tidak, siap tidak menghadapi climate change,” ujar Maria.

Masih kata Maria, pelaksanaan CSR dan ESG saling berhubungan erat. Sederhananya, apabila suatu perusahaan menjalankan CSR, maka entitas itu pun harus menjalankan ESG dengan baik.

Dengan menjalankan kedua hal itu, kata Maria, perusahaan bisa mengukur sejauh mana implikasi program yang dijalankan membawa pengaruh bagi bisnis, masyarakat, dan lingkungan hidup.

“Jadi, bagaimana operasi bisnis menciptakan dampak? Dampak ini kalau kita tidak kelola maka menimbulkan resiko. Resiko ini bisa dimitigasi dan dimaksimalkan menjadi peluang. Jadi, strategi CSR dan ESG adalah inisiatif,” kata Maria.

Leave a reply

Iconomics