Dubes RRT untuk Indonesia Bertemu Menko Airlangga, Apa Saja yang Dibahas?

0
608

Pengembangan kerja sama antara kedua negara dan diskusi terkait penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia menjadi topik utama dalam pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Duta Besar RRT untuk Indonesia Lu Kang pada 12 April 2022.

Menteri Airlangga menyampaikan apresiasi karena nilai perdagangan antara Indoensia dengan RRT yang signifikan hingga mencapai US$100 miliar.

Salah satu investasi RRT yakni terkait hilirisasi industri dan pembukaan politeknik industri memiliki dampak pada peningkatan kapasitas pendidikan. Investasi tersebut membuka peluang bagi ekspor Indonesia untuk dapat beralih dari bahan baku menjadi produk olahan. Selain itu, Menko Airlangga juga memberikan contoh investasi Tiongkok yang ramah lingkungan yakni pembangunan industri dan kemitraan dengan Tiongkok di Bintan untuk pengolahan bauksit.

Pada pertemuan tersebut, Menko Airlangga mengharapkan dukungan RRT dalam penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Terlebih di tengah tensi geopolitik yang meningkat berkenaan dengan konflik di Ukraina. Pengaruh konflik tersebut dalam pembahasan Forum G20 menjadi penting, terutama pada isu yang memiliki dampak terhadap ekonomi dunia terkait dengan energi, komoditi pangan, dan inflasi.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Pemerintah Terus Mempercepat Vaksinasi, Termasuk untuk Daerah

“Indonesia telah mengundang seluruh Kepala Negara/Kepala Pemerintahan G20 untuk hadir dan berharap Presiden RRT juga dapat hadir pada penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia,” kata Menko Airlangga dalam keterangan tertulis.

Menko Airlangga juga membahas terkait program-program di bidang ekonomi, infrastruktur, pangan, nilai tambah industri, hilirisasi, dan metal yang memiliki kesamaan dengan RRT.

“Saat ini RRT berupaya mengatasi kemiskinan. Pemerintah RRT tertarik untuk terlibat dalam investasi terutama perumahan di Kalimantan untuk industri,” kata Dubes Lu Kang.

Ia juga menekankan agar industri tidak bersifat follow others, melainkan dapat mengembangkan gagasan-gagasan baru seperti pemanfaatan teknologi digital.

Indonesia mengharapkan adanya alih teknologi untuk produktivitas komoditi pangan dalam rangka mendorong produksi pertanian di luar Jawa seperti di Kalimantan dan Bangka Belitung. Hal tersebut penting untuk meningkatkan cadangan pangan di tengah situasi saat ini.

Dubes RRT juga mensinyalir bahwa pembahasan isu geopolitik dalam acara G20 menjadi lebih dominan. Menko Airlangga menjelaskan bahwa pembahasan tersebut bisa dilakukan secara terpisah dan Presidensi G20 Indonesia tidak berencana mengeluarkan keanggotaan satu negara pun karena dalam forum G20 tidak ada aturan seperti halnya pada forum-forum yang lain.

Leave a reply

Iconomics