
Embargo Minyak, Rencana Sanksi Terbaru EU terhadap Rusia

Tempat penyimpanan gas di Eropa Barat/Reuters
Uni Eropa (UE) sedang menyiapkan sanksi terbaru terhadap Rusia setelah Jerman memberikan dukungannya dalam rapat darurat menteri-menteri energi pada Senin (2/5) kemarin. Sanksi itu adalah menghentikan pembelian minyak dari Rusia sehingga berpotensi membuat negeri itu kehilangan pendapatan besarnya dalam beberapa hari ini.
Seperti yang dilaporkan Reuters pada Selasa (3/5) ini, pemerintah Ukraina menyebut bahwa sanksi internasional sejauh ini tidak membatasi ekspor energi Rusia ke Eropa. Padahal pendapatan dari minyak yang diduga mencapai jutaan euro per hari itu digunakan untuk mendanai perang Rusia terhadap Ukraina.
“Paket (sanksi) ini harus mencakup langkah-langkah yang jelas untuk memblokir pendapatan Rusia dari penjuala energi (minyak),” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Dalam rapat darurat menteri energi UE kemarin, pemerintah Jerman siap mendukung langkah embargo Eropa terhadap penjualan minyak Rusia. Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan, pihaknya siap menanggung risiko karena penerapan sanksi embargo minyak Rusia itu.
Sementara itu, Kanselir Olaf Scholz mengimbau pemimpin UE agar lebih bersikap tegas mendukung Ukraina karena semakin tertekan saat ini. Sanksi terhadap Rusia tidak akan dicabut hingga Presiden Vladimir Putin bersedia menandatangani perjanjian damai dengan Ukraina.
Eropa menilai menanggung risiko embargo minyak Rusia akan lebih mudah ketimbang mengurangi pasokan gas dari Rusia. Apalagi Rusia mengingatkan UE agar membayar pembelian gas itu dengan mata uang rubel. Moskwa pada pekan lalu memutuskan telah menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria karena menolak membayarnya dengan rubel.
Dalam rapat darurat menteri energi UE juga diputuskan untuk mengingatkan Rusia bahwa pembayaran dengan rubel itu melanggar sanksi yang sudah ada.
Leave a reply
