
Eratani, Startup Bidang Pertanian Terima Pendanaan Awal Senilai Rp 23 M

(Dari kiri ke kanan) Kevin Juan selaku COO (Chief Operating Officer) Eratani; Andrew Soeherman selaku CEO (Chief Executive Officer) Eratani; Angles Gani selaku CPO (Chief Plantation Officer) Eratani/Dokumentasi Eratani
Perusahaan rintisan bidang pertanian Eratani resmi memperoleh pendanaan awal senilai Rp 23 miliar. Dukungan investor membuktikan kepercayaan yang kuat bahwa Eratani dapat membawa terobosan baru bagi industri dan mendorong sektor pertanian.
CEO sekaligus pendiri Eratani, Andrew Soeherman mengatakan, pihaknya akan fokus pada seluruh proses pertanian mulai dari hulu hingga hilir. Dana segar tersebut rencananya akan digunakan sepenuhnya untuk membangun ekosistem dan rantai pasok; memperkuat ekspansi dan penetrasi di seluruh penjuru pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan; serta mengembangkan Super App Eratani, platform berteknologi tinggi, yang dikhususkan bagi petani Indonesia.
“Super App Eratani ini diciptakan dengan harapan mampu menjawab kebutuhan petani melalui digitalisasi pertanian, antara lain dengan memberikan kemudahan akses permodalan, edukasi pengolahan lahan, sarana produksi pertanian, dan pengelolaan hasil panen. Rencana ini terus memperkokoh misi Eratani untuk menyejahterakan petani di Indonesia,” kata Andrew dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Menurut Andrew, salah satu alasan yang membuat investor tertarik kepada Eratani sebagai perusahaan rintisan pertanian adalah model bisnisnya yang berbeda. Soalnya, Eratani fokus pada seluruh proses pertanian dari hulu hingga hilir.
Hal tersebut, kata Andrew, memberi nilai kompetitif yang berbeda di mata para investor karena di masa depan akan banyak terobosan baru di industri pertanian yang bisa dilakukan oleh Eratani. Apalagi bila dibandingkan perusahaan rintisan atau aplikasi lain yang hanya berfokus di proses hilir.
Eratani, kata Andrew, sejak awal hadir di Indonesia berupaya menjawab apa yang menjadi kebutuhan petani Indonesia. Juga membantu melewati tantangan yang dihadapi petani yang salah satunya fokus untuk memberikan kemudahan akses pada seluruh proses di dalam industri pertanian, hulu ke hilir. Itu sebabnya, pembangunan Super App ini menjadi kunci percepatan tersedianya ekosistem yang terpercaya bagi petani.
“Kami optimistis akan lebih banyak lagi petani yang bisa diberdayakan. Dengan kepercayaan dari investor, kami ingin melakukan ekspansi di Pulau Jawa, merekrut talent potensial, dan mengembangkan teknologi yang kami miliki dan menjadikannya sebagai aplikasi yang modern, adaptable, dan user friendly bagi petani di seluruh Indonesia,” kata Andrew.
Andrew mengatakan, sektor pertanian masih menjadi pilar utama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejateraan masyarakat Indonesia saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS), misalnya, menunjukkan 46,30% dari data sumber penghasilan utama yaitu jumlah rumah tangga yang tergolong miskin di Indonesia, sebagian besar ternyata berasal dari sektor pertanian.
Sementara Eratani saat ini, kata Andrew, telah memiliki lebih dari 5.000 petani binaan yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan D.I. Yogyakarta. Setiap petani binaan yang tergabung dalam program Eratani dapat menikmati berbagai layanan mulai dari kemudahan akses pada pembiayaan, kebutuhan sarana produksi pertanian, hingga pengelolaan hasil panen.
“Menjadi mitra terbaik petani Nusantara adalah tujuan utama kami saat ini. Itu sebabnya kami terus membangun dan memajukan ekosistem pertanian dengan digitalisasi dan transparansi di setiap prosesnya. Ke depannya Eratani ingin lebih banyak berkolaborasi dengan badan usaha pangan guna meningkatkan ketahanan pangan nasional, dan membantu pemerintah dalam mendorong pertumbuhan sektor pertanian yang merata diseluruh Indonesia,” kata Andrew.
Untuk diketahui, Eratani mendapatkan pendanaan awal senilai Rp 23 miliar. Dana diterima dari 29 investor yang dipimpin Trihill Capital, diikuti dengan Kenangan Fund dan Kopital Network. Turut terlibat dalam investasi ini sejumlah investor seperti Edward Tirtanata selaku Co-Founder dan CEO Kopi Kenangan, James Prananto dan Cynthia Chaerunnisa selaku Co-Founder dan CMO dari Kopi Kenangan; Benedicto Haryono selaku Co-Founder dan CEO Koinworks; John Marco Rasjid selaku Co-Founder dan CEO dari Sociolla; Vidit Agrawal selaku Founder dan CEO Gaji Gesa; dan beberapa prominent angel investor lainnya.
Leave a reply
