
Japfa Optimistis Sektor Perunggasan Tumbuh Positif Pada Tahun 2021

Ilustrasi/BIsnis.com
Emiten peruggasan terintegrasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) optimistis tahun depan kinerja sektor peruggasan Indonesia makin membaik. Kondisi ini terjadi karena pemerintah semakin tegas dalam menerapkan kebijakan pemusnahaan (culling) induk ayam (parent stock) dan pengurangan (cutting) telur tetes (Hatching Egg).
Kebijakan culling dan cutting ini bertujuan untuk mengendalkan kelebihan pasokan atau over supply day old chick (DOC). Untuk mempertegas impelemtasi kebijakan ini, pada Agustus lalu, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menerbitkan Surat Edaran No. 09246T/SE/PK/230./F/08/2020.
Wakil Direktur Utama Japfa, Bambang Budi Hendarto mengatakan sebetulnya kebijakan pengendalian pasokan DOC ini sudah dilakukan sejak 2019. Hanya saja penerapannya saja yang kurang konsisten (on-off). Surat Edaran yang baru dengan tegas memberikan sanksi bagi peternak yang tidak menjalankan kebijakan culling dan cutting.
Karena itu, Bambang mengatakan sejak Oktober pelaksanaan cutting Hatching Egg dan culling ayam pembibit usia 50 dan 60 minggu telah membuahkan hasilnya sehingga harga ayam sudah kemblai di atas Harga Pokok.
“Apabila pemerintah tetap dengan tegas melaksanakan Surat Edaran ini, kita yakin sektor perunggasan tetap menjanjikan dan over supply dapat diminimalisir sehingga para peternak tidak akan mengalami kerugian seperti yang terjadi pada tahun 2019 dan awal tahun 2020 sampai dengan Agustus dan September,” ujar Bambang dalam laporan hasil public expose perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dikutip Iconomics, Sabtu (28/11).
Ketegasan dalam menerapkan kebijakan culling dan cutting ini, tambah Bambang menjadi angin segar yang membawa dampak positif pada sektor perunggasan. “Sehingga kita yakin pada tahun 2021 hasil perunggasan akan lebih menjanjikan dan peternak tidak akan merugi seperti pada tahun 2019 sampai awal tahun 2020 meskipin pandemi Covid-19 tetap berada di sekitar kita,” ujarnya.
Terkait pandemi Covid-19, Bambang mengatakan kabar mengenai penemuan vaksin di Amerika Serikat juga merupakan sentimen positif bagi sektor perunggsan. Diharapkan vaksin tersebut bisa segera didistribusikan di Indonesia. Dus, rumah makan, restoran dan hotel dapat bergerak kembali, selanjutnya perekonomian dapat bangkit kembali.
“Dengan bangkitnya perekonomian kami yakin sektor perunggasan dapat cepat kembali normal dan bergerak kembali dengan pertumbuhna 10%-15% seperti pada tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Sepajang Januari-September 2020, Japfa membukukan penjualan sebesar Rp24,93 triliun, turun 8,29% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp27,18 triliun. Laba bersih emiten dengan kode saham JPFA ini juga tergerus menjadi Rp257,19 miliar, turun 75,34% dari Rp1,04 triliun pada Januari-September 2019.
Pada tahun 2021, Japfa menganggarkan belanja modal sebesar Rp500 miliar hingga Rp600 miliar. Belanja modal tersebut digunakan untuk pembangunan fasilitas pengolahan hasil ungags khususnya pembangunan rumah potong (slaughterhouse) yang dilengkapi dengan tempat pendinginan (cold storage).
Jumlah belanja modal tersebut lebih kecil daripada yang dianggarkan pada tahun 2020 ini yang mencapai Rp1,5 triliun dimana hingga September lalu sudah terealisasi sebesar Rp1,3 triliun.
Leave a reply
