Kontraksi Penerimaan Pajak Berkurang, Sri Mulyani : ‘Ekonomi Mulai  Balik Arah’

0
35

Meski secara keseluruhan penerimaan pajak hingga Juli 2024 masih mengalami kontraksi, tetapi tekanannya sudah mulai berkurang. Sepanjang 2024 ini, penerimaan pajak setiap bulannya mengalami penurunan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tekanan sudah mulai berkurang pada Juli 2024 dan diharapkan terus membaik hingga akhir tahun.

Tekanan yang berkurang, kata dia, “menunjukkan ekonomi mulai turn around.”

Hingga akhir Juli, total penerimaan pajak mencapai Rp1.045,32 triliun atau 52,56% dari target dalam APBN. Penerimaan pajak tersebut masih turun 5,8% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). 

Sebelumnya sejak Januari hingga Juni penerimaan pajak mengalami penurunan secara yoy, masing-masing sebesar -8%; -3,9%; -8,8%; -9,3%; -8,4% dan -7,8%.

Pada Juli lalu, penerimaan PPh Non Migas tercatat sebesar Rp593,76 triliun. 

“Secara bruto growth-nya negatif 3,04% (yoy). Ini sudah mulai menurun. Bulan lalu penurunanya secara bruto -4,52% (yoy). Jadi, ini negative growth-nya sudah flaten. Kalau tadinya dalam, ini sudah mulai flaten dan kita harap di bulan-bulan depan sudah akan mulai ada positive growth untuk penerimaan pajak kita,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Juli 2024, Selasa (13/8).

Baca Juga :   Menkeu: Pajak dari Korporasi Menyumbangkan Sekitar 20% dari Total Penerimaan Negara

Penerimaan dari PPN dan PPnBM pada Juli 2024 tercatat sebesar Rp402,16 triliun, naik 7,34% yoy secara bruto. 

PPh Migas tercatat sebesar Rp39,32 triliun, turun 13,21% yoy secara bruto. Penurunan ini terjadi karena produksi migas siap jual (lifting) terus mengalami penurunan, meski harga minyak naik.

Kemudian, penerimaan dari PBB dan pajak lainnya  sebesar Rp10,07 triliun tumbuh 4,4% yoy secara bruto.

Tota penerimaan negara pada Januari-Juli 2024 mencapai Rp1.545,4 triliun, turun 4,3% yoy. Selain pajak, pendapatan kepabeanan dan cukai sebesar Rp154,4 triliun, naik 3,1%. Salah satu yang mendorong kenaikan adalah penerimaan bea keluar yang naik 58,1% yoy, terutama penerimaan bea keluar ekspor tembaga yang mengalami lonjakan sebesar 928% yoy,  imbas kebijakan relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk Freeport Indonesia dan Amman Mineral. 

Sementara itu, pendapatan dari PNBP hingga Juli 2024 mencapai Rp338 triliun, turun 5,0% yoy.

Leave a reply

Iconomics