Menkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5%, Tapi Harus Waspada Gejolak Dunia

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa tantangan ekonomi ke depan pada 2023 memang diwarnai dengan suasana yang mirip 2022 dan perlemahan yang mulai terjadi secara nyata di berbagai belahan dunia.

International Monetary Fund (IMF) bahkan telah berkali-kali melakukan revisi prediksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2023. Awalnya pertumbuhan diprediksi mencapai 3,8% dan direvisi menjadi 3,6%. Kemudian prediksinya turun ke 2,9%, dan turun lagi di angka 2,7%. Adapun inflasi global diprediksikan akan mencapai 6,5%.

Berdasarkan data dari World Economic Outlook IMF, Sri Mulyani menyebut proyeksi pertumbuhan di beberapa ekonomi terbesar di dunia secara YoY pada tahun 2023. Amerika Serikat diproyeksikan akan tumbuh 1%, zona Eropa diproyeksikan akan tumbuh sebesar 0,5%. Tiongkok akan tumbuh 4,4%, India 4,9%, dan Asean-5 tumbuh sekitar 4,9%.

Melihat akan adanya perlemahan ekonomi global ini, Menkeu Sri Mulyani bersyukur Indonesia masih terjaga pemulihan ekonominya.

“Di sisi lain harus bersyukur melihat momentum pemulihan ekonomi kita masih terjaga, Indonesia tumbuh di atas 5% selama 4 kuartal berturut-turut. Sejak kuartal keempat 2021, di Q1-2022, Q2-2022, Q3-2022. Kami masih memperkirakan sampai dengan akhir tahun momentum pemulihan masih akan bertahan,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers Realisasi APBN 2022 pada Selasa (03/02/2022).

Pertumbuhan ekonomi di atas 5% itu menjadi optimisme bersama, namun ia mengatakan tetap harus hati-hati karena imbas gelombang gejolak dunia itu begitu sangat dahsyat yang tentu akan berpengaruh ke Indonesia. Tahun 2022, menurutnya, tahun yang sangat brutal di seluruh dunia karena banyak negara-negara maju capital market–nya merosot sangat tajam.