
NielsenIQ: Belanja dan Frekuensi Pembelian Online di Indonesia Meningkat

Sebuah perusahaan portofolio Advent International, beroperasi di hampir 100 pasar, mencakup lebih dari 90% populasi dunia/Istimewa
Peningkatan penjualan online untuk fast moving consumer goods (FMCG) tidak hanya berasal dari pembeli online, tapi juga dari meningkatnya jumlah rumah tangga yang membeli secara online. Juga peningkatan dari frekuensi pembelian dan uang yang dibelanjakan.
Dalam insight terbaru NielsenIQ, perusahaan pengukuran global, hal ini menandakan tahap akhir dari permulaan e-commerce di Asia. NielsenIQ karena itu mengingatkan ketika peretail e-commerce bertransisi ke fase berikutnya ada 5 tantangan yang perlu dihadapi: fragmentasi pasar retail yang semakin beragam; pendefinisian ulang peran toko offline; pengalaman berbelanja yang bervariasi; upaya yang lebih besar untuk merebut perhatian konsumen; dan kecepatan peretail untuk menyediakan produk ke konsumen.
“Kita memasuki tahap akhir dari permulaan e-commerce di Asia dan mereka yang tidak bertindak sekarang akan melewatkan fase paling berpengaruh dari pertumbuhan untuk e-commerce,” kata Managing Director, Consumer Intelligence NielsenIQ di Asia Vaughan Ryan dalam keterangan resminya, Sabtu (20/3).
Kemajuan teknologi dan kreativitas dalam dekade terakhir, kata Ryan, telah membuat dunia retail lebih maju – mengarah ke lingkungan di mana kepercayaan menjadi lebih penting. Bukan sekadar logistik tetapi lebih mengutamakan pencarian dan pemilihan produk yang makin personal bagi konsumen, di mana ada eksplorasi kategori baru, dan integrasi omnichannel yang berjalan tanpa adanya batasan.
Sementara e-commerce dipandang dapat mengubah retail, kata Ryan, Covid-19 mempercepat perubahan menuju kesiapannya untuk bertransisi ke fase berikutnya. Di perkotaan Indonesia, jumlah pembeli online tumbuh sebesar 15% selama 12 bulan terakhir.
Selain melihat frekuensi pembelian tumbuh sebesar 37% di Indonesia, NielsenIQ juga mencatat jumlah uang yang dihabiskan secara online oleh masyarakat Indonesia yang juga meningkat sebesar 46%. Sementara tingkat perubahan akan bervariasi sesuai kematangan digital di tiap-tiap negara, NielsenIQ percaya bahwa hampir semua pertumbuhan barang akan datang dari e-commerce yang bergerak maju.
Sementara itu, Consumer Intelligence Head NielsenIQ di Indonesia Mia Triscahyani mengatakan, peretail harus menyadari meski toko fisik tetap menjadi channel utama bagi masyarakat Indonesia, konsumen sekarang makin terbiasa melakukan hampir semuanya secara online. Saat ini, konsumen dapat dengan mudah mencari harga terbaik di marketplace sebelum memutuskan untuk berbelanja secara online atau offline, terutama untuk susu formula, popok bayi, produk perawatan kulit, dan produk kecantikan lainnya.
“Peretail dan produsen FMCG perlu melibatkan konsumen secara kreatif dan segera menanggapi kebutuhan mereka dengan hadir di omnichannel. Tanpa strategi omnichannel, ini akan menjadi jalan yang sulit bagi peretail dan pemilik merek saat e-commerce berkembang di Indonesia dan berlanjut ke fase berikutnya,” kata Mia.
Leave a reply
