Perdokjasi Tekankan Urgensi Kolaborasi Data untuk Turunkan Klaim Asuransi Kesehatan

Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Pembiayaan Jaminan Sosial dan Perasuransian Indonesia (PP Perdokjasi) menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak yang berkepentingan untuk menurunkan angka rasio klaim asuransi kesehatan.

Wakil Ketua I PP Perdokjasi, Emira E. Oepangat menjelaskan untuk menghadapi tantangan tingginya klaim asuransi kesehatan diperlukan integritas data antara rumah sakit dengan penyedia asuransi kesehatan. Emira menilai tanpa kesatuan data yang ada, akan sulit untuk memperbaiki kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

“Data itu masih scattered. Kualitas data juga masih dipertanyakan. Data bisa terjadi dari berbagai tempat, dan volume data kompleks sekali. Skalanya besar sekali,” kata Emira saat menjadi pembicara dalam acara Diskusi Tematik Redaksi The Iconomics pada Selasa (06/05/2025).

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Emira mengatakan pihak-pihak asuransi kesehatan bisa saja menggunakan data yang dimiliki Kementerian Kesehatan melalui aplikasi Satu Sehat. Untuk saat ini, kata Emira, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk memastikan data yang dikelola Satu Sehat, dapat diakses secara terbuka.

“Jadi kalau dengan adanya keterbukaan ini memang banyak challenge-challenge yang terjadi di lapangan. Kementerian Kesehatan terus aja maju untuk memastikan data tadi itu dapat dan transparansi itu ada,” ujarnya.

Dengan adanya keterbukaan informasi, Emira mengatakan ada beberapa pihak yang masih mempertanyakan keamanan data yang dikelola oleh platform Satu Sehat. Untuk mengatasi hal tersebut, kata Emira, dibutuhkan kepercayaan dari masyarakat kepada pihak-pihak yang mengelola data itu.

“Banyaklah caranya, mungkin teman-teman kita dari bagian legal bisa bantu ya. Tujuan utamanya lagi sekali lagi end of mind-nya apa? Sama-sama kita mau menurunkan nilai cycling ratio tadi, dan sama-sama kita mau memperbaiki keadaan healthcare kita.” kata Emira.