
Perkuat Ekosistem Pangan, RNI Tambah Lahan Kemitraan Petani di Tahun 2022

Direktur Utama PT RNI (Persero), Arief Prasetyo Adi (tengah)/Dok. RNI
Pelibatan masyarakat dalam ekosistem pangan di Jawa Barat menjadi salah satu pembahasan sejumlah pihak. Dalam Focus Group Discussion (FGD) antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Perum Perhutani, dan PTPN VIII digagas peningkatan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistem pangan, khususnya di wilayah Jawa Barat.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengulas mengenai perhutanan sosial, penanganan kemiskinan melalui pemanfaatan kawasan hutan dan perkebunan serta pembahasan kemitraan bersama masyarakat.
Ia mengatakan dalam rangka menjadikan masyarakat lebih produktif, institusi atau badan hukum harus bisa meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar wilayah hutan sejalan dengan kebijakan pemerintah menata kembali kawasan hutan antara lain mengatur kembali kemitraan bersama masyarakat.
“Terdapat potensi kerja sama untuk meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam melalui Kemitraan dengan Pemerintah Daerah ataupun BUMDes, oleh karenanya dapat membuat aturan-aturan untuk mendukung kerja sama tersebut guna peningkatan pendapatan daerah,” kata Menteri Siti Nurbaya dalam siaran pers yang diterima pada Minggu (26/12/2021).
Direktur Utama PT RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi menanggapi adanya potensi peningkatan ekosistem pangan melalui Program Kemitraan khususnya di wilayah Jawa Barat. Ia menyebut bahwa RNI akan terus mendorong peningkatan kemitraan dengan petani lokal di Jawa Barat, salah satunya komoditas tebu sebagai bagian dari upaya swasembada gula di Indonesia.
Dirut RNI mengatakan sebagai BUMN, RNI mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengkampanyekan dan menggalakan budidaya tebu guna mewujudkan peningkatan produktivitas gula serta memastikan keberpihakan perusahaan kepada petani tebu rakyat dengan melibatkan dalam program-program kemitraan.
Menurut Arief, saat ini sekitar 2000 petani yang tergabung ke dalam 14 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di wilayah Jawa Barat, diantaranya Majalengka dan Indramayu telah menjadi bagian dari program Kemitraan Budidaya Tebu PG Jatitujuh.
Adanya kemitraan ini, RNI menyebut RNI Group melalui PG Jatitujuh memiliki peran yang semakin strategis. Pasalnya, selain untuk mengamankan rantai pasok bahan baku giling juga dapat meningkatkan perekonomian lokal melalui peningkatan kesejahteraan para petani.
Arief mengatakan jumlah lahan yang digarap mitra petani terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2019 luas lahan kemitraan tercatat sekitar 1.700 hektar, tahun 2020 naik menjadi sekitar 3.200 hektar, tahun 2021 bertambah menjadi sekitar 3.690 hektar. Adapun di tahun 2022, perusahaan menargetkan penambahan lahan kemitraan menjadi 5.190 hektar.
“Penambahan luasan lahan kemitraan ini menandakan bahwa manfaat ekonomi dari program ini dirasakan secara nyata, sehingga minat masyarakat untuk bergabung semakin besar setiap tahunnya,” kata Arief.
Leave a reply
