PT TIMAH Tbk Beberkan Prospek Cerah Harga Timah Berlanjut pada 2025

0
98

PT TIMAH Tbk (TINS) memproyeksikan harga timah yang membaik pada 2024 ini akan berlanjut pada tahun depan, terutama karena adanya kenaikan permintaan dari Jepang dan China.

Namun, prospek cerah dari sisi permintaan ini juga dibayangi tantangan geopolitik, terutama kemungkinan terjadinya perang dagang antara China dan Amerika Serikat pasca terpilihnya Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat awal bulan ini.

Direktur Pengembangan Usaha PT TIMAH Tbk, Dicky Octa Zahriadi mengatakan, setelah Donald Trump terpilih pada 5 November, harga timah terdepresiasi dari level US$32.000 per metrik ton menjadi US$29.000 hingga US$28.000 per metrik ton.

Dicky mengatakan, hingga akhir tahun 2024 ini, berdasarkan proyeksi Bloomberg dan International Tin Association, harga timah berada di kisaran US$28.000 hingga US$31.000 per metrik ton.

Ia mengatakan, di luar faktor geopolitik, dari sisi permintaan, diproyeksikan ada peningkatan, terutama di Jepang dan China untuk produksi tin solder dan tin chemical.

Mempertimbangkan faktor geopolitik dan permintaan, Dicky mengatakan, PT TIMAH Tbk memproyeksikan harga timah hingga akhir 2024 ini “tidak akan serendah di tahun 2023, tetapi juga mungkin tidak akan setinggi sampai US$35.000.”

Baca Juga :   PT Timah akan Bagi Dividen Rp312 Miliar

“Kami memproyeksikan harganya di level US$29.000 hingga US$ 31.000 sampai dengan akhir tahun,” ujarnya pada acara paparan publik PT TIMAH Tbk di Jakarta, Jumat (22/11).

Hingga September 2024, PT TIMAH Tbk berhasil menjual timah dengan harga rata-rata US$31.183 per metrik ton.

Dicky mengatakan, tahun 2025, PT TIMAH Tbk memproyeksian harga timah relatif sama dengan tahun 2024, yaitu berada di kisaran US$29.000 hingga US$31.000 per ton. Proyeksi tersebut, tambahnya, memang terbilang konservatif, karena analis memperkirakan harga timah tahun depan bisa mencapai US$35.000 per metrik ton.

Cerahnya harga timah pada 2024 dibanding 2023, terefleksi dalam kinerja keuangann PT TIMAH Tbk.  Sampai dengan kuartal III-2024, emiten dengan kode saham TINS ini mencatat produksi bijih timah sebesar 15.189 ton atau naik 36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 11.201 ton.

Peningkatan volume produksi ini terutama karena pembukaan lokasi baru, sehingga secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi Perseroan. Dalam kurun waktu 2024, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 91% dengan 6 besar Negara tujuan ekspor meliputi Singapura 16%; Korea Selatan 15%; India 11%; Jepang 10%; Amerika Serikat 9% dan Belanda 8%.

Baca Juga :   Strategi PT Timah Tbk (TINS) Menjaga Performa di Tengah Tren Penurunan Harga Logam Timah

Tercatat hingga September 2024, TINS telah berhasil mencatatkan laba positif sebesar Rp908,81 miliar atau 169% dari target yang sudah ditentukan. Perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp8,25 triliun meningkat 29% dari sebelumnya, ditengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari US$27.017 per metrik ton pada 9M 2023 menjadi US$31.183 per metrik ton di 9M 2024.

Di sisi lain, harga pokok pendapatan Perseroan naik sebesar 4,5% dari Rp5,79 triliun di 9M 2023 menjadi Rp6,05 triliun di 9M 2024. Sehingga Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun atau 194% dari 9M 2023. Nilai aset Perseroan pada 9M 2024 turun 0,3% menjadi Rp12,82 triliun dari Rp 12,85 triliun pada posisi aset akhir tahun 2023.

Kinerja keuangan Perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 76,0%, Current Ratio sebesar 249,0%, Debtto Asset Ratio sebesar 44,0%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 78,4%.

“Upaya peningkatan kinerja operasi produksi, kinerja keuangan, serta perbaikan tata kelola pertambangan timah telah memberikan dampak positif dengan peningkatan laba bersih. Kedepan tentunya hal ini harus terus ditingkatkan. Agar perusahaan lebih lincah dan efisien, maka penyempurnaan teknologi menjadi sebuah keharusan. Kita akan fokus kepada perbaikan teknologi, baik dari alat penambangan maupun processing agar terus dapat survive dan lebih ekonomis.” ujar Ahmad Dani Virsal, Direktur Utama PT TIMAH Tbk

Baca Juga :   Naik 364%, PT Timah Bukukan Laba Bersih Rp1,19 Triliun pada 2024

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Timah Tbk Vina Eliani mengatakan, hingga akhir tahun 2024 ini, Perseroan menargetkan produksi timah mencapai 19.000 hingga 20.000 ton. Laba perusahaa, tambahnya, juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan target dalam rencana kerja 2024.

“Untuk 2024, saat ini PT Timah sudah membukukan laba di kisaran Rp909 miliar. Kami pastikan pencapaian nanti di akhir 2024 akan lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal III dan kemungkinan besar akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan target 2024,” ujar Vina.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics