RUU Ini Diharapkan Bisa Percepat Transisi Energi Fosil ke EBT

0
470

Selain kondisi realitas sektor energi hari ini, penyusunan Rancangan Undang Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan (EBT) berlandaskan kepada UU Mineral dan Batu Bara (Minerba). Dalam UU tersebut pengusahaan dan pemanfaatan sumber daya juga melibatkan sektor swasta.

“Saya selalu pakai narasi swasta dan badan usaha milik negara (BUMN). Bahwa sebuah negara tidak akan mau kalau hanya melibatkan BUMN. Harus berimbang antara sektor korporasi swasta dan BUMN,” kata anggota Komisi VII DPR Maman Abdurrahman dalam sebuah diskusi, Senin (26/4).

Maman mengatakan, pihaknya menjadikan perimbangan kepentingan swasta dan BUMN sebagai perhatian utama dalam penyusunan RUU EBT ini. Karena itu, PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) tidak perlu khawatir dan tentu akan memprioritaskan kepentingan BUMN dalam RUU ini.

“Kita tidak ingin menjadikan PLN dan Pertamina menjadi ‘anak manja’ tetapi mendorong mereka untuk menjadi lebih baik di sektor EBT ini. Itu semangat di Komisi VII,” kata Maman.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya berharap pengalihan energi fosil ke EBT bisa dilakukan secara bertahap. Di Korea Selatan, misalnya, sejak 2012 hingga 2013 mereka sudah menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ini digantikan dengan EBT. Pun demikian di Amerika Serika (AS), PLTU digantikan dengan energi gas karena harganya murah sekitar US$ 2,3 per MMBTU.

Baca Juga :   Pecah! Luar Biasa Antusiasme Masyarakat di Riders Parade Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024

“Lebih murah dari energi batu bara. Kita ini kelebihan pasokan energi di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Tapi, di daerah-daerah terpencil kita masih defisit pasokan,” kata Darmawan.

Karena itu, kata Darmawan, penting bagi semua pihak agar transisi energi fosil ke EBT ini bisa berjalan dengan lancar yang mempertimbangkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan serta kekuatan yang ada. PLN sebenarna sudah siap, misalnya, bikin PLTA 2-3 tahun mendatang sebesar 2 gigawatt (GW), panas bumi 0,7 GW, PLTS juga mulai masuk.

“Jadi, transisi yang smooth diharapkan bisa juga menjadi bagian dari RUU EBT bahwa energi fosil akan dikurangi. Kami sudah siap,” kata Darmawan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics