
Utang Turun, Waskita Dinilai Buka Peluang Investor di Pasar Modal

Gedung Waskita Karya/Dok. Waskita
Penurunan utang PT Waskita Karya (Persero) Tbk dinilai bisa membuka peluang bagi investor di pasar modal. Pasalnya, dengan penurunan utang tersebut, Waskita berpotensi mengambil bagian dalam berbagai proyek pembangunan pemerintah.
Praktisi pasar modal dan Founder WH Project William Hartanto mengatakan, kinerja utang yang sudah turun, dapat menjadi pertimbangan bagi Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mencabut suspensi Waskita. Apalagi Waskita telah menjalankan masa suspensi selama 24 bulan per 8 Mei 2025.
“Emiten konstruksi BUMN nasib kinerjanya akan mengikuti program pemerintah. Apabila pemerintah banyak melakukan pembangunan yang melibatkan emiten tersebut, maka kinerja bisa terus bertumbuh. Waskita berpeluang memperbaiki kinerjanya, karena sejauh ini keberhasilannya yang paling signifikan adalah menurunkan utang,” kata William di Jakarta, Jumat (9/5).
William mengatakan, BEI diprediksi akan memberikan kesempatan kepada direksi Waskita untuk terus memperbaiki kinerja perusahaan. Selain itu, William menyebutkan, kinerja yang ditunjukan Waskita dalam beberapa periode terakhir, menjadi salah satu indikator untuk meningkatkan kepercayaan investor.
Sebagai salah satu BUMN karya, kata William, Waskita diharapkan akan mendapatkan kontrak baru yang mampu mendorong kinerja perusahaan ke arah yang lebih baik lagi.
“Menurut saya BEI masih akan kasih kesempatan. Kecuali dari pihak emiten tdk bisa melakukan apapun untuk memperjuangkan posisi WSKT (kode saham Waskita) di bursa. Untuk saat ini fokus pada penurunan utang juga sudah bagus. Setidaknya bisa memperlihatkan usaha dari emiten dalam menjaga kepercayaan investor,” tambah William.
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatatkan total penurunan utang Rp 14,7 triliun, sehingga utang yang masih tersisa Rp 69,3 triliun pada tahun 2024. Penurunan utang itu dilaporkan dalam Rapat umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 Waskita Karya.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, pihaknya mengutamakan proses pemulihan kinerja keuangan dan operasional melalui restrukturisasi selama 2024. Hasilnya, Waskita mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan master restructuring agreement (MRA) dan kredit modal kerja penjaminan (KMKP) 2021, dengan nilai Rp 31,65 triliun.
“Skema restrukturisasi tersebut telah efektif sejak 17 Oktober 2024. Berkat restrukturisasi itu, perseroan menjadi lebih optimal dalam menata keuangannya,” kata Ermy dalam keterangan resminya, Selasa (29/4).
Leave a reply
