ADK OJK Friderica Widyasari: Jangan Asal Investasi, Pahami Dulu!

Masyarakat perlu memiliki kehati-hatian dalam memilih produk investasi mengingat saat ini sudah banyak korban yang terkena investasi bodong. Para calon investor harus memperhatikan dua hal berupa legal dan logic. Legal yang dimaksud ialah apakah investasi tersebut sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau belum. Dan, logic yang dimaksud adalah terkait iming-iming impian dijanjikan.

Berdasarkan survei nasional yang dilakukan OJK tentang literasi dan inklusi keuangan, di tahun 2019 hingga 2022 mengalami peningkatan. Di tahun 2019, awalnya angka literasi  keuangan mencapai 38%, dan angka inklusi keuangan sebesar 76%. Pada tahun 2022, angka literasi keuangan naik menjadi 49% dan inklusi keuangan menjadi 86%.

Dari angka tersebut cukup menggambarkan bahwa banyak orang menggunakan produk jasa keuangan tidak mengerti tentang apa yang akan dibeli. Hal ini kemudian bisa memicu skema-skema penipuan investasi.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi memberikan saran saat membeli atau bahkan sudah menggunakan investasi.

“Saran saya sebelum menggunakan atau jika sudah menggunakan maka pahami produk apa itu produk jasa keuangan. Kan teman-teman ini kan mahasiswa dari kaum terpelajar. Tetapi kadang kita berasumsi seperti itu tapi ternyata banyak teman-teman kita dari kaum terpelajar justru kena juga scheme-scheme penipuan. Jadi yang ikut kelas ini, ayo belajar kalau pernah kena scheme penipuan anggap saja itu sekolah,” kata Friderica dalam acara Moneyfest  pada 25 November 2022.

Kiki, sapaan akrab Friderica, juga memberikan beberapa alasan pentingnya investasi. Yang pertama karena ada inflasi. Kemudian karena harus memiliki persiapan finansial apabila ada kejadian yang tak diinginkan terjadi. Terakhir, karena setiap orang punya tujuan keuangannya masing-masing yang harus dilakukan dengan kegiatan menyisihkan uang untuk berinvestasi.