Besok, Gudang Garam Mulai Bangun Bandara Kediri

0
1119
Reporter: Petrus Dabu

Rencana pembangunan Bandar Udara (Bandara) Dhoho di Kediri Jawa Timur tak terganggu oleh pandemi Covid-19. PT Gudang Garam Tbk tetap tancap gas memulai pembangunan bandara tersebut melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SDH) yang 99,99% sahamnya dimiliki perusahaan rokok itu.

Peletakan batu pertama (ground breaking) rencananya akan dilakukan besok, pada Rabu (15/4). Karena dilakukan di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan seremonial ground breaking akan dilakukan secara virtual.

Ground breaking tersebut merupakan tonggak permulaan dan persiapan untuk pekerjaan lebih lanjut atas proyek pembangunan bandar udara Dhoho yang telah dicanangkan dan dipersiapkan oleh perseroan,” ujar Heru Budiman, Corporate Secretary PT Gudang Garam Tbk dalam keterbukaan informasi yang dikutip Iconomics, Selasa (14/4).

Heru menjelaskan bandar udara Dhoho dicanangkan oleh perseroan untuk melayani masyarakat Indonesia khususnya di Kediri dan sekitarnya dan sebagai salah satu bandar udara alternatif di Jawa Timur yang diharapkan berkontribusi dalam mempercepat pembangunan dan pengembangan daerah Kediri dan sekitarnya.

Pada 10 Maret lalu, Gudang Garam sudah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Angkasa Pura I (Persero) untuk bekerja sama dalam pengusahaan bandara tersebut.

Baca Juga :   AP I dan Gudang Garam Garap Bandara Dhoho Kediri Lewat Skema KPBU

Sebelumnya seperti diberitakan sejumlah media, anggaran untuk pembangunan bandara ini menurut perkirakaan Kementerian Perhubungan sekitar Rp 9,2 triliun untuk tahap pertama. Tahap pertama ini termasuk untuk pembebasan lahan yang mencapai 450 hektar.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics