
Di Universitas Harvard, Dirut BPJS Kesehatan Pamerkan Keberhasilan Indonesia Terapkan Universal Health Coverage

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti di Harvard University/Dok BPJS Kesehatan
“Yang menarik lagi, kini peserta JKN tidak perlu antre di fasilitas kesehatan karena hal tersebut dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja melalui fitur antrean online yang terdapat pada Aplikasi Mobile JKN. Bahkan ada juga i-Care JKN yang dapat memfasilitasi peserta JKN dan dokter untuk mengakses riwayat kunjungan peserta JKN dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, sehingga peserta tersebut dapat dilayani lebih cepat dan tepat oleh dokter,” terang Ghufron.
BPJS Kesehatan juga telah menjalin kerja sama dengan 960 ribu lebih kanal pembayaran yang disediakan untuk peserta JKN.
“Terdapat kemudahan dan keringanan yang disediakan BPJS Kesehatan bagi peserta JKN yang menunggak untuk melunasi tunggakannya melalui Program REHAB (Rencana Pembayaran Bertahap). Peserta JKN dapat melakukan pembayaran dengan cara mencicil sesuai kesanggupan mereka, dan dapat memilih bulan mencicil paling banyak 12 bulan atau 12 kali,” kata Ghufron.
BPJS Kesehatan juga berperan aktif dalam mendukung aktivitas akademisi dan peneliti. Ghufron menjelaskan dengan menyediakan lebih dari 82 juta data sampel, BPJS Kesehatan membuka peluang untuk penelitian mendalam mengenai jaminan kesehatan.
“Data ini diharapkan dapat mengidentifikasi tren, tantangan, serta peluang dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional, serta membuka ruang bagi pengembangan kebijakan penyelenggaraan Program JKN yang lebih efektif,” imbuh Ghufron.
Ghufron juga tidak lupa untuk mengingatkan bahwa pencapaian UHC tidaklah mudah. Meskipun BPJS Kesehatan telah mengambil langkah konkret, banyak rintangan yang masih menanti di depan. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk seluruh stakeholder terkait sangatlah penting.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
