
Dirut Pertamina Ceritakan Buah Manis Cost Optimization Sepanjang 2022

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati
PT Pertamina (Persero) mengoptimalkan biaya produksi (cost optimization) sehingga dapat mencetak laba sebesar US$3,8 miliar di tahun 2022. Pengoptimalan tersebut juga membuat cost saving sebesar US$593,4 juta, pertumbuhan pendapatan sebesar US$245 juta, dan cost avoidance sebanyak US$227,8 juta.
“Kami mulai menjalankan program ini sudah terjadi cost optimization di tahun 2021 adalah US$1,3 miliar dan di tahun 2022 adalah US$1.066,2 juta,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) belum lama ini.
Pertamina pula berkontribusi dalam penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2022 unaudited mencapai Rp307,2 triliun. PNBP pada tahun 2022 ini mengalami kenaikan sebesar 83% dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah Rp167,7 triliun.
“Kami sangat bangga bahwa walaupun dalam kondisi yang belum sepenuhnya recover pasca pandemi, tapi Pertamina ini berhasil meningkatkan sumbangsih kepada negara baik itu dalam bentuk pajak, ataupun PNBP,” ungkap Nicke.
Dalam pengoptimalan ini, Nicke menyebut beberapa langkah yang dilakukan mulai dari membeli minyak mentah dari berbagai negara dan tidak memerlukan spesifikasi dari negara tertentu. Lalu, mengoptimalkan biaya produksi dan pengadaan produknya secara terpusat untuk masing-masing regional.
“Sehingga bisa menurunkan production cost ini sekitar 17% di 2022,” katanya.
Nicke juga menyoroti terkait BBM yang penggunaannya semakin meningkat dibanding dengan target sebesar 7,8%. Hal ini menandakan bahwa sebetulnya recovery ekonomi pasca pandemi mulai menggeliat.
“Sebetulnya recovery ekonomi pasca pandemi dari sisi industri ini sudah mulai menggeliat, juga kalau kita lihat dari sisi efficient dengan meningkatnya mobilisasi,” lanjutnya.
Leave a reply
