Ekonom Chatib Basri: Indonesia Harus Pulih Lebih Cepat Dibandingkan Amerika

0
569

Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan, Muhammad Chatib Basri mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia harus lebih cepat dibandigkan negara lain, terutama Amerika Serikat. Karena bila Amerika Serikat lebih dulu pulih, negara tersebut akan menormalkan kebijakan ekonominya dan itu berdampak pada Indonesia.

“Kita tidak bergerak di dalam ruang hampa. Indoensia itu harus pulih lebih cepat dibandingkan dengan negara lain, dengan Amerika misalnya. Kenapa? Kalau Amerika itu recover segera, mereka akan menormaliasi kebijakannya. Dan kalau itu terjadi, saya enggak tahu 2023 dia mulai menaikan interest rate, itu mau tidak mau rupiahnya akan kena, seperti yang terjadi sekarang,” ujar Chatib dalam webinar, Kamis (25/3).

Bila Amerika Serikat menaikan suku bunganya, menurut Chatib, tentu buka langkah yang tepat bagi pemerintah untuk mengurangi belanja atau Bank Indodonesia menaikan kembali suku bunga acuan. Karena bila itu dilakukan, maka proses pemulihan ekonomi yang pada 2020 lalu mengalami kontraksi 2,07%, akan terhambat.

“Dalam konteks ini hanya ada dua, Bank Indonesia membiarkan exchange rate-nya, melemah tidak apa-apa kalau menurut saya atau menerapkan makro prudential, atau kita bisa mempercepat roll out dari vaksin sehingga proses recovery-nya lebih cepat,” ujarnya.

Baca Juga :   Dompet Dhuafa dan OK OCE: Wakaf Produktif Perkuat Pertanian

Chatib sendiri menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai -2,07% pada tahun lalu tidaklah buruk dalam kondisi pandemi dimana banyak negara lainnya yang juga mengalami kontraksi. Demiakian juga dalam hal ketersediaan vaksin, menurutnya, meski bukan yang terbaik, tetapi Indonesia juga bukan yang terburuk. Dalam menyediakan vaksin ini, masalahnya memang ada kendala pada pasokan dan juga distribusi untuk geografi Indonesia yang luas dan memiliki banyak pulau.

Untuk mempercepat pemulihan, menurut Chatib yang pertama-tama harus dilakukan adalah menaikan daya beli. “Makanya, saya dari awal mengatakan kasih cash trasnfer, bahkan extend kepada lower middle income group. Kalau kita misalnya bicara pemberian tax insentif, itu tidak akan efektif karena enggak ada orang yang belanja,” ujarnya.

Kemudian, untuk belanja menurutnya sektor yang difokuskan adalah kesehatan, bantuan sosial dan UMKM.

 

Leave a reply

Iconomics