
Erick Thohir Ceritakan Progres BUMN, Mulai IPO Pertamina Geothermal hingga Aksi Korporasi Palm Co

Menteri BUMN Erick Thohir/Dok. BUMN
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menceritakan perkembangan BUMN kepada Komisi VI DPR RI. Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkapkan sejumlah progres rencana program BUMN di tahun 2023 dan progres yang telah terselesaikan. Adapun salah satu progres yang telah terselesaikan adalah Initial Public Offering (IPO) pada Pertamina Geothermal Energy (PGEO). Dari IPO tersebut, PGE mendapatkan nilai kurang lebih Rp9 triliun.
“IPO PGE itu sudah terjadi tanggal 25 Februari dan nilai yang didapatkan itu kurang lebih Rp9 triliun, ini merupakan corporate action terbesar ke-5 di Bursa Efek,” ucap Erick Thohir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI pada Senin (20/03/2023).
Untuk progres rencana yang sedang dalam proses adalah Palm Co. Erick menyebut tengah dalam proses permohonan izin penyusunan PP Pembentukan Palm Co. Hal ini mengingat turunan dari industri kelapa sawit ini sudah banyak sekali. Nantinya, pada kuartal keempat ini diharapkan Palm Co dapat melakukan aksi korporasi.
Adapun progres Light Rapid Transit Jabodebek (LRT) sudah 90,52%. Saat ini, tengah dilakukan Site Acceptance Test (SAT) dan Commisioning, dan akan ditargetkan beroperasi tahun ini.
“Mudah-mudahan di quarter ketiga ini bisa mulai operasi,” kata Erick.
Progres selanjutnya mengenai aksi korporasi Jasa Marga yaitu telah dilakukan Non Deal Roadshow ke investor potensial persiapan due dilligence. Dengan adanya aksi korporasi ini, maka akan ada modal tambahan untuk mengembangkan konektivitas beberapa jalan tol.
“Sehingga kita ada modal tambahan, kita bisa untuk mengembangkan tentu konektivitas beberapa jalan tol yang belum tersambung di Jawa. Kalau di Sumatera kan sudah ada Hutama Karya (HK), tetapi untuk di Jawa kebanyakan Jasa Marga. Nah aksi korporasi ini tidak lain itu, jadi terus menambah jumlah jalan tol yang ada di Jawa,” jelasnya.
Terakhir, mengenai transformasi pengelolaan dana pensiun sesuai Good Corporate Governance (GCG). Menurutnya, saat ini dana pensiun BUMN sedang dalam tahapan penyehatan dan nantinya semua dana pensiun akan ada dalam kontrak manajemen.
“Semua dana pensiun itu ada kontrak manajemen sehingga kita bisa deteksi dan kita lihat sedalam-dalamnya, apa hal yang bisa menyebabkan dana pensiun tidak sehat satu dan lainnya,” ungkapnya.
Erick menjelaskan bahwa ingin memastikan dana pensiun di setiap BUMN menjadi satu kesatuan, bukan terpisah-pisah. Sehingga, konsolidasi transisi penyatuan ini membutuhkan waktu selama tiga tahun.
“Di mana sudah menjadi satu paying, kalau ini tercecer berbagai perusahaan BUMN sehingga kita mesti memastikan apakah perusahaan-perusahaan BUMN itu punya kekuatan top up jadi menambal daripada kerugian dana pensiun itu,” tambahnya.
Leave a reply
