
Inflasi Sudah Berhasil Dijinakkan, Sampai Kapan Bank Indonesia Menaikkan Suku Bunga Acuannya?

Dewan Gubernur Bank Indonesia pada konferensi pers, Kamis (19/1)
Bank Indonesia kembali menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin pada Januari 2023 ini, sehingga suku bunga acuan Bank Indonesia kini berada di level 5,75%. Sejak Agustus 2022, Dewan Gubernur Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 basis poin.
Keniakan suku bunga acuan ini terus menerus dilakukan sejak Agustus 2022, meskipun besarannya berkurang dari 50 basis poin menjadi 25 basis poin dalam dua bulan terakhir yaitu Desember 2022 dan Januari 2023.
Sampai kapan suku bunga acuan ini terus-menerus dinaikkan? Padahal, tingkat inflasi Indonesia pada 2022 lalu sudah terkendali bahkan lebih rendah dari konsensus pasar. Inflasi IHK pada 2022 lalu sebesar 5,51% (yoy), lebih rendah dari konsensus pasar pasca kenaikan harga BBM pada September 2022 yaitu sebesar 6,5% (yoy). Demikian juga inflasi inti, pada tahun 2022 sebesar 3,61%, lebih rendah dari perkiraan di level 4,61%.
“Setelah kita melakukan keniakan 200 basis poin (sampai Desember 2022) dan kemudian kita tambah dengan 25 basis poin (pada Januari 2023), kami melihat bahwa inflasi selama tahun 2022 pasca penyesuaian harga BBM, itu menurun lebih cepat dari yang kita perkirakan,” kata Gubenur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Jinaknya inflasi ini, jelas Perry merupakan buah dari koordinasi yang sangat erat antara Bank Indonesia dan Pemerintah. Dari sisi Bank Indonesia, inflasi terkendali karena adanya kenaikan suku bunga dan stabilisasi Rupiah serta karena adanya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi.
Lantas sampai kapan kenaikan suku bung acuan ini dilakukan? Tidak menjawab secara eksplisit, tetapi Perry mengatakan bahwa kebijakan suku bunga Bank Indonesia selalau diarahkan untuk memastikan inflasi akan kembali ke sasaran yaitu 3% plus minus 1%. Pasca kenaikan harga BBM pada Sepetember 2022 lalu, pertimbangan utamanya adalah terkendalinya inflasi inti ke level di bawah 4%.
“Kami perkirakan bahwa inflasi inti pada semester satu 2023 ini akan lebih rendah dari 4%. Bahkan perkiraan-perkiraan kami tidak akan lebih tinggi dari 3,7%,” ujar Perry.
Sementara tingkat inflasi IHK, diperkirakan akan berada di bawah 4% setelah September 2023, karena base effect.
Perry mengatakan kenaikan suku bunga acuan sebesar 225 basis poin sejak Agustus 2022 lalu dilakukan secara terukur dan sudah memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3% plus minus 1% pada semester satu 2023 dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) kemabali ke dalam sasaran 3% plus minus 1% pada semster II 2023.
Leave a reply
