
Jelang Nataru, Pemerintah Jaga Stabilitas Harga Beras

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meninjau sebuah gudang beras. Pemerintah terus mengupayakan stabilitas harga beras jelang natal dan tahun baru/Foto: Dok.NFA
Upaya menjaga stabilitas harga beras jelang Nataru tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang meminta agar semua pihak memperhatikan kesiapan bahan pangan dan energi setiap menjelang hari besar keagamaan dan nasional. Hal tersebut penting mengingat akan terjadi lonjakan konsumsi dan mobilitas.
Sedangkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, pemerintah perlu meningkatkan cadangan beras Bulog. Lebih lanjut Arief menjelaskan, idealnya pemenuhan cadangan beras Bulog dimaksimalkan pada musim panen raya semester I (Maret dan April), sehingga pada semester II Bulog dapat melakukan intervensi pasar pada akhir tahun, dengan kisaran 150.000 ton per bulan dan 200.000 ton per bulan pada Januari-Februari 2023. Dalam intervensi tersebut pemerintah dapat melepas beras dengan harga Rp 8.300,-/kg dan sampai di masyarakat dengan harga Rp 9.000,-/kg.
Arief mengatakan peran cadangan beras Bulog sangat penting, sebab beras merupakan salah satu instrumen bagi pemenuhan kesejahteraan masyarakat, yaitu sebesar 3-4% penyumbang inflasi dalam tiga bulan terakhir. Di samping itu, sebagai instrumen pengendalian inflasi, cadangan beras Bulog dipergunakan untuk berbagai keperluan baik stabilisasi pasokan dan harga beras, bantuan bagi korban bencana alam, hingga bantuan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Disinyalir salah satu penyebab kurang optimalnya sistem pengelolaan cadangan beras Bulog pada semester I, yaitu kurang banyaknya outlet penyaluran cadangan beras Bulog sehingga dikhawatirkan apabila Bulog memiliki terlalu banyak stok, namun kurang dalam hilirisasinya, sehingga akan sulit dalam menjaga kualitas stoknya. Sedangkan pada saat ini, harga gabah (GKP dan GKG) di tingkat petani dan pedagang cukup tinggi akibat tingginya harga pupuk, kenaikan harga BBM, serta meningkatnya biaya operasional pelaku usaha sehingga tantangan lainnya bagi NFA ialah menjaga pertumbuhan ekonomi selaras dengan tingkat inflasi.
“Untuk itu kedepan sebaiknya kita bersama sama Kementerian dan Lembaga lainnya harus duduk menyiapkan sistem untuk mengatur turn over stok beras Bulog, salah satu caranya kembali mengintegrasikan program-program pemerintah seperti bansos, raskin menggunakan beras Bulog,” ungkapnya.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
