Masa Depan Bisnis Migas, Masihkah Prospektif di Tengah Upaya Nol Emisi Karbon?

Apakah eksplorasi migas masih penting?

Meski di Eropa, perusahaan-perusahaan migas Eropa meninggalkan lapangan-lapangan migasnya, bahkan yang masih bisa ditingkatkan produksinya, tetapi di tempat lain di dunia mereka masih melakukan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas yang baru dalam kurun waktu 2016 hingga 2020.

Arcandra mengatakan beberapa perusahaan Eropa seperti BP, Eni,Equinor, Shell dan Total masih melakukan akuisisi lapangan migas eksplorasi di berbagai wilayah di dunia. BP misalnya, melakukan akusisi sekitar 200.000 meter persegi lapangan migas eksplorasi di seluruh dunia. Shell dan Total bahkan sekitar 500.000 meter persegi.

Seperti diketahui, kegiatan eksploriasi membutuhkan waktu sekitar 5-10 tahun. Bila menemukan cadangan yang ekonomis, menurut Arcandra, lapangan-lapangan migas yang dikembangkan oleh perushaaan-perushaan besar tersebut berusia hingga 20 tahun. Artinya, dalam waktu 20 hingga 30 tahun lagi, mereka masih mengembangkan bisnis di sektor migas.

Archandra mengatakan perusahaan-perusahan Eropa tersebut, memang tidak secara eksplisit mengatakan akan tetap berbisnis migas. Tetapi, strategi mereka yang tetap masuk ke kegiatan eksplorasi, menunjukkan bahwa bisnis mereka masih di migas.

Pada Januari 2021, misalnya BP berhasil menemukan cadangan gas dari kegiatan eskplorasi di Ironbark, Australia Barat. Dengan temuan ini, masa produksi lapangan tersebut diperkirakan selama 20 tahun. “Berarti lapangan ini kemungkian akan tetap berproduksi sekitar 2040,” ujarnya.

Archandra menambahkan tidak hanya BP yang berhasil menemukan cadangan migas di lapangan eksplorasi. Perusahaan migas Italia, Eni pada 3 September 2021 mengumumkan penemuan minyak dalam jumlah besar di Blok CI-101, lepas pantai Pantai Gading, Afrika Barat. Demikian juga perusahaan migas asal Belanda, Shell, pada akhir 2021 mengumumkan penemuan cadangan baru di Teluk Meksiko.