Menkeu: APBN Instrumen Penting di Masa Pandemi Covid-19

0
411

Anggaran pendapatan belanja negara (APBN) disebut menjadi satu-satunya instrumen yang berada di garis depan dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Secara aturan pemerintah melalui APBN yang dimungkinkan bisa terjun langsung atau hadir ke masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini.

Akan tetapi, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, ongkos yang dibayar agar APBN bisa hadir di tengah-tengah masyarakat di masa pandemi ini cukup tinggi. Dan tentu saja itu menjadi tantangan untuk jangka menengah dan panjang terutama jika rata-rata permintaan untuk seluruh produk barang dan jasa sudah mulai meningkat kembali.

“Dengan kondisi begitu, APBN harus konsolidasi lagi supaya nanti kalau terjadi sesuatu APBN selalu siap sedia menjadi instrumen yang penting. Makanya undang undang (APBN), UU Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) dan lain sebagainya penting karena bagian dari fondasi memulihkan kembali konsolidasi APBN kita dalam jangka menengah dan panjang,” kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (23/8).

Sri Mulyani mengatakan, respons pemerintah dalam hal ini mungkin dari sisi Covid-19 khususnya untuk varian Delta memberi pukulan yang luar biasa. Dalam 15 bulan terakhir, kasus aktif Covid-19 per hari tidak pernah melebihi 15 ribu per hari. Itu baru terjadi ketika varian Delta menghantam Indonesia sehingga kasus aktif hariannya mencapai lebih dari 50 ribu per hari.

Baca Juga :   Anggota Komisi XI Ini Desak BI Evaluasi Penggunaan QRIS untuk Judi Online

Situasi tersebut, kata Sri Mulyani, menyebabkan pemerintah harus membuka banyak fasilitas rumah sakit darurat. Satu sisi ini menggambarkan dalam 16 bulan pertama Indonesia selalu terjaga terutama melakukan PPKM zona per zona sehingga terlihat pergerakan antar-daerah.

Dari situasi itu, kata Sri Mulyani, sangat terlihat perbandingan antara kasus Covid-19 dan kegiatan masyarakat dan ekonominya. Setiap kali kasus hariannya meningkat dan dilakukan pembatasan, maka mobilitas masyarakat harus direm sehingga aktivitas ekonominya pun akan menurun.

“Begitu juga sebaliknya. Apabila mobilitas warga mulai dilonggarkan, maka perekonomian mulai mengalami kenaikan. Ketika varian Delta mulai mewabah, maka dilakukan PPKM di beberapa tempat yang secara ekonomi bekontribusi tinggi, maka aktivitas ekonominya langsung anjlok,” kata Sri Mulyani.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics