
Menko Perekonomian: Semangat Solidaritas adalah Kunci Atasi Krisis Global

Tangkapan layar, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Iconomics
Pelaksanaan Parliamentary Speaker’s Summit (P20) dinilai sebagai momentum membuka dialog antar-negara dalam mencari solusi atas krisis global yang terjadi saat ini. Apalagi, krisis global yang sedang terjadi itu perlu dihadapi secara bersama dengan semangat bersolidaritas.
Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, tanpa adanya semangat tersebut, maka akan menimbulkan ego yang hanya mempersulit negara-negara di dunia untuk menghadapi ancaman krisis global. Tantangan tersebut karena itu hanya bisa diatasi bila Bersatu atas dasar rasa kemanusiaan dan solidaritas yang kuat.
“Kita berkumpul di sini, hari ini, dunia melihat kita dengan harapan untuk membawa perbaikan bagi konstituen,” kata Airlangga dalam sambutannya di acara P20 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
Airlangga mengatakan, P20 diharapkan mampu memberika solusi komprehensif terhadap isu krisis global, terutama yang menyangkut sektor ekonomi. Karena itu, pelaksanaan P20 dinilai perlu diapresiasi karena dapat menjadi pedoman bagi negara yang hadir dalam perhelatan G20 mendatang.
“Kita berkumpul di sini hari ini karena dunia telah berubah dengan cepat. Tantangan keamanan, ekonomi, dan lingkungan ini telah menunda upaya kita untuk mempercepat pemulihan,” ujar Airlangga.
Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, Indonesia berkomitmen berkolaborasi dengan negara-negara peserta G20 membangun dunia yang lebih baik lewat semangat gotong royong. Kekuatan parlemen yang mewakili suara rakyat dinilai dapat melegitimasi upaya pemerintah setiap negara untuk menjalankan komitmen kebijakan luar negeri dan kerja sama antar-negara.
Karena itu, kata Puan, multilateralisme dibutuhkan untuk membangun kolaborasi antar-negara yang efektif. Dengan multilateralisme dinilai akan bisa menjawab berbagai persoalan yang terjadi saat ini, seperti konflik geopolitik, perang dagang, serta krisis pangan dan energi.
“Kita juga masih memiliki sejumlah agenda global dalam menuntaskan pembangunan berkelanjutan, yaitu yang berkaitan dengan climate change, lingkungan hidup, ekonomi hijau, ketahanan pangan dan energi, serta kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” tutur Puan.
Leave a reply
