
Menteri BUMN Berikan “Warning” kepada Dana Pensiun BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir/Dok. Iconomics
Perusahaan dana pensiun yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mayoritas perlu melakukan pembenahan. Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa tata kelola dana pensiun di masing-masing BUMN itu masih sakit.
Menurut data yang dimilikinya, perusahaan BUMN yang sehat dan mampu mengelola dana pensiunnya persentase sebanyak 35%. Sisanya atau 65%-nya bermasalah. Untuk membenahi hal tersebut, Menteri Erick juga akan bertemu dengan Ketua KPK untuk membicarakan hal ini.
“Minggu depan saya bersama Ketua KPK akan bertemu untuk bicara, hati-hati karena kita akan investigasi audit, data saya 35% sehat, 65% sakit, saya mau bersih-bersih” jelas Erick pada Konferensi Pers Awal Tahun Bersama Menteri BUMN, Senin (02/01/2023).
Erick tak hanya ingin memperhatikan Asabri, Asuransi Jiwa Jiwasraya, dan Taspen saja, Namun Erick juga akan memperhatikan dana pensiun yang ada dalam tubuh perusahaan-perusahaan BUMN.
“Jangan Jiwasraya, Asabri, Taspen kita jagain, dana pensiun di masing-masing BUMN sakit,” kata Erick Thohir.
Namun sayangnya, Erick enggan memberitahu lebih lanjut terkait detail mengenai perusahaan-perusahaan mana saja yang termasuk pada 65% tersebut. Alasannya karena sedang dalam due diligence atau uji tuntas.
“Due diligence itu baru selesai akhir Januari. Tapi indikasi awal sudah ada karena itu saya juga akan me-warning mereka. Nanti KPK juga kita libatkan, supaya ada efek jera,” tambah Erick.
Leave a reply
