Menteri BUMN Berikan “Warning” kepada Dana Pensiun BUMN

0
234
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Perusahaan dana pensiun yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mayoritas perlu melakukan pembenahan. Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa tata kelola dana pensiun di masing-masing BUMN itu masih sakit.

Menurut data yang dimilikinya, perusahaan BUMN yang sehat dan mampu mengelola dana pensiunnya persentase sebanyak 35%. Sisanya atau 65%-nya bermasalah. Untuk membenahi hal tersebut, Menteri Erick juga akan bertemu dengan Ketua KPK untuk membicarakan hal ini.

“Minggu depan saya bersama Ketua KPK akan bertemu untuk bicara, hati-hati karena kita akan investigasi audit, data saya 35% sehat, 65% sakit, saya mau bersih-bersih” jelas Erick pada Konferensi Pers Awal Tahun Bersama Menteri BUMN, Senin (02/01/2023).

Erick tak hanya ingin memperhatikan Asabri, Asuransi Jiwa Jiwasraya, dan Taspen saja, Namun Erick juga akan memperhatikan dana pensiun yang ada dalam tubuh perusahaan-perusahaan BUMN.

“Jangan Jiwasraya, Asabri, Taspen kita jagain, dana pensiun di masing-masing BUMN sakit,” kata Erick Thohir.

Namun sayangnya, Erick enggan memberitahu lebih lanjut terkait detail mengenai perusahaan-perusahaan mana saja yang termasuk pada 65% tersebut. Alasannya karena sedang dalam due diligence atau uji tuntas.

Baca Juga :   Tahun 2021, Anak Usaha RNI Targetkan Produksi 100 Juta Jarum Suntik

Due diligence itu baru selesai akhir Januari. Tapi indikasi awal sudah ada karena itu saya juga akan me-warning mereka. Nanti KPK juga kita libatkan, supaya ada efek jera,” tambah Erick.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics