Pengamat: Sulit Pertahankan Merpati Airlines karena Asetnya Sudah Jeblok

0
1162

Upaya Kementerian BUMN untuk melikuidasi 7 badan usaha milik negara pada tahun ini disebut langkah yang tepat karena sulit untuk dipertahankan. Kemudian, dari sisi produk BUMN itu, misalnya, sudah ada yang perusahaan lain temasuk swasta yang bisa menggantikannya.

Dari 7 BUMN yang akan dilikuidasi, 4 di antaranya adalah PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Glas (Persero), PT Kertas Leces (Persero) dan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Menurut pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto, dari sisi operasional semisal Merpati sudah lama berhenti dan dari sisi neraca jumlah utang dibanding asetnya jauh berkurang.

“Jadi, kalapun nanti dihidupkan lagi pasti akan membutuhkan investor yang betul-betul kuat yang bisa menyuntikkan kebutuhan ekuitas,” kata Toto dalam sebuah wawancara, Jumat (7/4).

Dari sisi lain, kata Toto, maskapai-maskapai di luar BUMN sudah memiliki rute yang juga menjangkau pelosok seperti selama yang dilakukan Merpati. Dengan demikian sudah ada yang menggantikan produk jasa yang selama ini dilakukan Merpati.

“Jadi, akan sangat sulit untuk membangkitkan kembali Merpati,” ujar Toto.

Baca Juga :   Bank Mandiri Menghadirkan Fitur Investasi di Super App

Di samping itu, kata Toto, pemerintah juga pernah merevitalisasi BUMN yang masuk daftar likuidasi. Semisal, PT Waskita Karya (Persero) yang mengalami masalah sekitar 2008 atau 2009. Ketika itu pengelolaannya diserahkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset atau PPA (Persero) dan berselang 2 tahun kemudian bisa keluar dari perawatan PPA.

“Waskita bahkan bisa go public dan tumbuh menjadi perusahaan Karya yang cukup besar walau sekarang menghadapi masalah lagi. Tapi, itu adalah suatu contoh BUMN yang menghadapi masalah dan direstrukturisasi oleh PPA, sehat kembali dan berkiprah dengan lebih baik. jadi memang tidak menutup kemungkinan ada BUMN yang cukup layak dipertahankan,” kata Toto.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics