
Perjalanan Menuju Vaksinasi Covid-19

Pekerja mengangkut vaksin dari pesawat Garuda Indonesia. Sebanyak 1,8 juta dosis vaksin buatan Sinovac kembali tiba di Indonesia pada Kamis (31/12)/Iconomics
Pemerintah dan BUMN berkejar-kejaran dengan waktu vaksinasi Covid-19. Selangkah demi langkah telah dilalui untuk mencapai vaksinasi yang aman dan merata. Kemarin (08/01/2020), Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan kehalalan vaksin Covid-19 dari Sinovac.
“Yang terkait aspek kehalalan, setelah dilakukan diskusi panjang penjelasan auditor, rapat Komisi Fatwa menyepakati bahwa vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac Lifescience Co yang sertifikasinya diajukan Biofarma suci dan halal,” kata Ketua MUI Bidang Fatwa KH. Asrorun Niam Sholeh dalam siaran pers.
Menteri BUMN Erick Thohir pun menilik kesiapan Bio Farma pada 7 Januari lalu. Dalam kunjungan tersebut dimulai dengan pemeriksaan kesiapan fasilitas Command Center sebagai bagian dari Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) dari mulai Gudang Bio Farma, sampai titik pengantaran vaksin yang saat ini sampai tingkat provinsi.
Ia mengunjungi gedung 43 Bio Farma sebagai tempat penyimpanan vaksin Covid-19 (cold storage) yang baru saja tiba dari Sinovac pada 31 Desember 2020 yang lalu. Ia juga cek kesiapan fasilitas produksi downstream di Bio Farma untuk vaksin Covid-19, dimana Bio Farma sudah mempersiapkan kapasitas sebesar 250 juta dosis, dimana fasilitas produksi 100 juta diantaranya sudah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan POM.
Bio Farma memanfaatkan teknologi seperti barcode 2 dimensi, GPS, sensor suhu ruangan penyimpan vaksin di Bio Farma dan armada distribusi, menjalankan sistem sensor behaviour yang memantau gerakan armada, kondisi kendaraan, dan personel pengantar vaksin, baik saat pengiriman vaksin mulai Gedung Distribusi Bio Farma secara realtime, hingga titik akhir pengantaran ke Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi, Kota dan Kabupaten, atau Fasilitas Kesehatan.
“Saya meminta dengan hormat kepada para kepala daerah untuk menjaga agar vaksin-vaksin yang diterima berada dalam cold storage dengan suhu 2-8 derajat. Jangan sampai ada kegagalan dalam penyimpanan di daerah sehingga kualitas vaksin akan menurun karena penyimpanan tidak sesuai standar,” kata Menteri BUMN dalam siaran pers.
Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Bio Farma) terus berupaya mengamankan lebih banyak dan ragam pasokan vaksin Covid-19 dengan menandatangani pembelian awal dengan pengembang asal Amerika dan Kanada, Novavax, dan pengembang vaksin dari Inggris dan Jerman, AstraZeneca.
“Sampai dengan saat ini, setidaknya Indonesia sudah mengamankan sebanyak 225,5 juta dosis, dan 104 juta dosis masih berproses. Sehingga total yang sudah diamankan oleh Indonesia sebanyak 329,5 juta dosis dari total kebutuhan 426 juta dosis, untuk masyarakat Indonesia, yang kita dapat dari berbagai sumber,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
Kemarin (08/01/2021), Badan POM akan menerima data interim uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac yang dilakukan di Bandung. Data ini akan dianalisis berikut data uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac di Turki dan Brazil yang juga akan segera diterima.
Kepala Badan POM RI Penny K Lukitomengatakan dukungan data saintifik dan klinis yang masuk ini memberikan keyakinan bahwa izin penggunaan darurat/Emergency Use Autorization (EUA)diberikan setelah vaksin memenuhi syarat keamanan, khasiat, dan mutu.
Untuk pemberian EUA dapat menggunakan data interim analisis dengan periode pemantauan 3 bulan. Pemantauan tetap dilanjutkan sampai 6 bulan untuk mengetahui keberlanjutan efikasi vaksin. WHO mempersyaratkan minimal efikasi vaksin Covid-19 adalah 50% dari data interim analisis 3 bulan.
“Saat ini Badan POM telah memasuki tahap akhir evaluasi hasil uji klinik,” kata Kepala Badan POM menjawab pertanyaan terkait progres EUA vaksin COVID-19 Sinovac.
Terkait dengan pasca pelaksanaan vaksniasi, Kepala Badan POM berharap ketika vaksinasi, masyarakat dapat melaporkan kejadian yang tidak diinginkan (KTD) atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) kepada tenaga kesehatan di lokasi vaksinasi. Selanjutnya tenaga kesehatan melaporkan secara berjenjang kepada Komda dan Komnas KIPI atau kepada Pusat Farmakovigilans/MESO Nasional Badan POM di https://e-meso.pom.go.id.
“Masyarakat juga dapat melaporkan informasi awal tentang gejala yang dirasakan, yang diduga akibat vaksin, melalui Halo BPOM 1500533 atau aplikasi BPOM Mobile,” kata Kepala BPOM.
Leave a reply
