
Pertamina: Proyek Kilang untuk Fleksibilitas Jenis Minyak Mentah yang Diolah

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan jajaran direksi memaparkan rencana Pertamina secara virtua kepada Komisi VII DPR RI/Iconomics
Kilang Balikpapan
Kilang Balikpapan akan ditingkatkan kapasitasnya dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari. Selama ini, kilang Balikpapan didesain untuk mengolah sweet crude yang memiliki kadar sulfur kurang dari 0,4%. Setelah upgrading dan modernisasi nanti, minyak mentah yang diolah bisa lebih fleksibel.
“Kita bisa mengolah yang jenis sour crude yang kandungan sulfurnya sampai 2%. Jadi sangat fleksibel bagi Pertamiana untuk mencari crude apa pun yang tersedia, yang harganya murah tentunya, untuk meningkatkan keekonomian kilang di Balikpapan ini,” ujar Ignatius.
Kilang Dumai
Demikian juga kilang Dumai. Kapasitas kilang ini tetap dipertahakan seperti saat ini yaitu 170.000 barel per hari. Namun, minyak mentah yang diolah akan lebih fleksibel termasuk mampu mengolah sour curde.
Kilang Plaju
Kilang Plaju, menurut Ignatius akan fokus menjadi biorefinery. Tetapi untuk kilang yang eksisting akan ditingkatkan keekonomiannya dan akan ada proses hydrotreater untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar Euro 5.
Kilang Cilacap
Kilang Cilacap akan ditingkatkan kapasitasnya sebesar 50.000 barel per hari, dari 300.000 barel per hari menjadi 350.000 barel per hari. Satu dari dua train di kilang Cilacap ini sudah mengolah minyak mentah dengan sulfur 2% yaitu Arabian Light Crude. Nanti, setelah upgrading semua train bisa mengolah minyak mentah dengan sulfur tinggi.
“Selain itu kita akan lebih fokus menghasilkan valuable produknya termasuk untuk diintegrasikan dengan kilang petrokimia,” ujar Ignatius.
Salah satu yang dikembangkan di Kilang Cilacap adalah bahan baku obat-obatan yaitu parasetamol. “Kami sudah membuat kesepakatan kerja sama dengan Kimia Farma untuk membuat bahan baku parasetamol ini yang akan menjadi obat parasetamol,” ujarnya.
Kilang Balongan
Pengembangan Kilang Balongan akan dilakukan dalam tiga fase. Fase pertama akan meningkatkan kapasitas tetapi masih menggunakan jenis minyak mentah yang ada saat ini yaitu minyak mentah dari dalam negeri. “Namun pada fase dua nanti kita akan coba mencari peluang untuk mendapatkan crude yang harganya lebih kompetitif,” ujar Ignatius.
Kemudian pada fase ketiga akan dikembangkan lebih jauh lagi untuk masuk ke bisnis petrochemical.
Kilang Tuban
Ini merupakan proyek kilang baru yang dibangun Pertamian dengan mitra strategisnya yaitu Rosneft. Ini akan menjadi kilang terintegrasi penuh yaitu kilang petrochemical dan aromatik.
“Jadi kilang ini nanti akan paling lengkap. Semua unit akan ada di sana dan ini merupakan kilang termodern dan kilang paling lengkap yang ada saat ini termasuk di refinery lain di luar negeri,” ujar Ignatius.
Halaman Berikutnya
Leave a reply
