Praktisi Public Affairs Harus Beradaptasi Cepat, Akurat dan Berdiplomasi

Peran public affairs di perusahaan sangat penting karena bertugas untuk bertemu dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) dari berbagai lintas sektor.

“Kalau saya lihat public affairs ini mungkin sekarang sudah jadi pion dari humas,” kata Head of Public Affairs Sinarmas Land, Boy Arno Muhammad dalam acara Public Affairs Forum Indonesia (PAFI) pada Jumat (20/01/2023).

Seorang praktisi public affairs, menurut Boy, harus dapat mengerti secara cepat, akurat dan dapat berdiplomasi dengan membungkus narasi industri-industri yang sedang digeluti dapat dimengerti oleh publik.

Ia juga bercerita berbagai konflik dapat datang kapan pun. Oleh karena itu, Boy mengatakan perlunya sebuah langkah untuk memitigasi, dan mengantisipasi.

Hal tersebut senada diungkapkan oleh Wakil Ketua Public Affairs Indonesia (PAFI), Sofyan Herbowo. Ia mengatakan bahwa krisis dalam sebuah perusahaan itu bisa diantisipasi. Krisis bisa dicegah dengan cara mengindentifikasi dan membuat mekanisme antisipasi.

“Tapi one day to day bisnis operasi pasti ada mis pasti ada faktor internal, atau faktor eksternal yang menyebabkan krisis itu terjadi,” kata Sofyan.

Tahun 2023 memasuki tahun politik, Boy menjelaskan bahwa akan sangat rawan dengan berbagai konflik.

“Tahun 2023 kita heading the 2023 giant democratyc party, tahun politik ini semuanya akan tends to a conflict ini sangat mungkin terjadi karena ini sudah tahunnya, sudah banyak riak-riak yang kalau kita perhatikan, sudah banyak narasi-narasi yang memunculkan konflik,” ucap Boy.

Boy mengungkapkan bagaimana caranya mengendalikan konflik yakni dengan competing, avoiding, compromosing, collaboration, dan accomodating. Dalam bersaing harus tetap tidak menyerah karena keinginan orang lain. Adapun avoiding ialah menghindari atau mengurangi konflik yang ada. Dalam konteks berkompromi adalah meminta point of view yang berbeda. Kolaborasi merupakan satu hal penting karena bisa berkolaborasi dengan stakeholders terkait. Terakhir, akomodasi dengan mengajak pihak perusahaan atau media untuk menyelesaikan konflik tersebut.