
Presdir Fortress Data Services: Masih Ada Korporasi di Indonesia yang Skeptis dengan Cloud Computing

Sutjahyo Budiman, President Director, PT Fortress Data Services (FDS)
Adopsi komputasi awan atau cloud computing akan mempercepat proses digitalisasi, termasuk di perbankan, dengan biaya yang terjangkau. Namun, menurut Sutjahyo Budiman, President Director, PT Fortress Data Services (FDS), salah satu tantangan yang ditemukan selama ini adalah masih ada korporasi di Indonesia yang skeptis dengan komputasi awan ini.
“Masih banyak yang tanya, apakah itu aman? Datanya bisa hilang eggak sih? Ini kita butuh adanya sosialisasi dan kita perlu kerja sama dengan regulator agar makin bisa diartikulasikan sehingga para pelaku industri maupun korporasi baik yang ada di industri finansial atau pun di tempat lain mengerti bahwa komputasi awan itu saat ini sudah bukan menjadi isu lagi di sisi keamanan dan privasi data,” ujar Sutjahyo dalam Media Briefing, Rabu (23/6).
FDS adalah perusahaan penyedia jasa teknologi informasi (TI) dengan fokus bisnis meneyediakan jasa software sekaligus infrastruktur dan tata kelola operasional TI kepada klien-kliennya (software as a service). Kebanyakan kliennya adalah perusahaan keuangan seperti bank dan institusi keuangan mikro.
Untuk solusi cloud computing, FDS telah bekerja sama dengan Amazon Web Services, Inc. (AWS), perusahaan penyedia Cloud Infrastructure dan Platform Services milik Amazon.com. Sutjahyo mengatakan saat ini ekosistem FDS yang sudah menggunakan cloud computing AWS adalah ekosistem pendidikan yaitu sistem informasi pendidikan dan pembayaran di 70 sekolah dan 10 pesantren; ekosistem ritel yaitu 7000 jaringan warung daerah dan ekosistem kesehatan yaitu telemedicine salah satu rumah sakit. Jumlah itu, katanya akan terus bertambah ke depannya.
“Saat ini baru lakukan untuk tiga eksosistem ini. Tetapi akan segera, setelah nanti AWS mempunyai data centre yang ada di Indonesia kita juga akan memulai memindahkan ekosistem perbankan atau ekosistem industri finansial kita ke cloud computing AWS,” ujarnya.
Saat ini FDS mempunyai 32 klien bank, 84 lembaga keuangan mikro, dan 10 perusahaan fintech. Sutjahyo mengatakan FDS merencanakan untuk 100% bermigrasi ke cloud.
Saat ini, FDS menggunakan tiga komponen cloud yang dimiliki oleh AWS yaitu, pertama, Amazon Elastic Cloud Compute (EC2). Ini adalah komputasi awan yang elastis karena mudah ditambah atau dikurangi kapasitasnya sesuai kebutuhan. Kedua, Elastic Kubernetes Service (EKS) dan ketiga Elastic Container Service (ECS).
Sutjahyo mengatakan FDS bekerja sama dengan AWS karena sejumlah alasan. Pertama, AWS memang sudah menjadi penyedia cloud infrstructure dan platform services terbaik di dunia. “Menurut kami secara reputasi tidak diragukan lagi,” ujarnya.
Kedua, teknologi AWS mempunyai fitur yang lengkap dengan teknologi terkini termasuk fitur keamanan yang tinggi dan menjamin privasi data nasabah.
Ketiga, AWS membantu meningkatkan kapabilitas dari SDM FDS sehingga bisa mengerti dan bisa mengerkakan semua teknologi yang berbasis cloud. “AWS juga sangat mendukung kami dalam melakukan migrasi aplikasi kami dari yang tadinya sifatnya tradisional menajadi aplikasi yang bisa berjalan di cloud dengan efisien dan efekti,”ujarnya.
Leave a reply
