Program Kartu Prakerja Dinilai Akan Tingkatkan Inklusi Keuangan Indonesia

1
532
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kartu Pra-Kerja

Pemerintah optimistis program Kartu Prakerja dapat mendorong tingkat inklusi keuangan di Tanah Air. Mengingat seluruh metode pembayaran yang digunakan tidak lagi melalui tunai namun secara digital melalui 4 mitra pembayaran digital Kartu Prakerja yakni Bank BNI, OVO, LinkAja, dan GoPay.

Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gede Edy Prasetya menyebutkan, selain membantu dalam memberikan insentif kepada penerima manfaat Kartu Prakerja, keterlibatan mitra pembayaran dalam program ini juga bisa meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

“Dengan adanya keterlibatan mitra pembayaran dalam program Kartu Prakerja, kita berharap tingkat inklusi keuangan di Indonesia bisa naik,” kata Gede saat telekonferensi di Youtube, Selasa (28/4).

Gede menuturkan, keuangan inklusif adalah kondisi ketika tiap anggota masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan yang berkualitas guna meningkatkan kesejahteraan, tidak terkecuali bagi peserta Kartu Prakerja.

“Melalui digitalisasi pembayaran dan platform digital, para peserta terhubung dan memiliki akses terhadap layanan keuangan, sehingga menjadi peluang untuk mendorong inklusi keuangan. Adapun perannya di masa pandemi Covid-19 ini adalah sebagai stimulus dan tambahan jarring pengaman sosial,” kata Gede.

Baca Juga :   Menko Airlangga Apresiasi Kerja Sama Bilateral Semasa PM Lee Hsien Loong

Gede menambahkan, seiring perkembangan infrastruktur dan teknologi, telah mendukung proses percepatan inklusi keuangan dan mengakibatkan pergeseran perilaku secara perlahan sehingga sebagian masyarakat yang semula bertransaksi murni menggunakan tunai telah beralih menggunakan transaksi digital.

Kondisi pandemi corona ini juga menjadi momentum mendorong penggunaan pembayaran digital dan sebagai cara mencegah penyebaran Covid-19. Soalnya, salah satu transmisipenyebarannya melalui pertukaran pertukaran uang saat berbelanja bertransaksi.

“Dalam kondisi pandemi Covid-19, pembayaran secara digital juga lebih didorong untuk meminimalisir penularan virus corona. Jadi untuk sementara ini kita gunakan digital payment untuk mengamankan kesehatan kita sendiri,” kata Gede.

Gede menyampaikan, pada tahun 2019 indeks inklusi keuangan Indonesia sudah mencapai 76,19%, lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu 75%. Ditargetkan pada 2024, indeks inklusi keuangan Indonesia bisa mencapai 90%.

“Kami berharap dari mitra pembayaran digital ini, inklusi keuangan bisa meningkat. Semakin meningkat pemanfaatan infrastruktur dan teknologi, semakin meningkat pergerakan perilaku masyarakat dari tunai ke digital,” kata Gede.

Seperti diketahui, setiap peserta program Kartu Prakerja mendapatkan total paket manfaat senilai Rp 3,55 juta. Dana tersebut terdiri atas bantuan biaya pelatihan senilai Rp 1 juta, insentif sebesar Rp 600 ribu per bulan untuk 4 bulan, serta insentif survei evaluasi sebanyak 3 kali senilai Rp 150 ribu yang diberikan setelah peserta menyelesaikan pelatihan dan mengisi survei evaluasi.

1 comment

  1. Adakah Dampak Program Kartu Prakerja Terhadap Inklusi Keuangan? | DIKA Indonesia 16 September, 2020 at 19:23 Reply

    […] Gede Edy Prasetya, selaku Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang menyatakan bahwa melalui digitalisasi pembayaran dan platform digital (dari platform mitra Kartu Prakerja), peserta dapat terhubung dan memiliki akses terhadap layanan keuangan (seperti pembayaran digital). Sehingga, hal tersebut menjadi peluang untuk mendorong peningkatan inklusi keuangan.  […]

Leave a reply

Iconomics