Resmikan Sea Lab Indonesia, Presiden Undang Talenta Digital Indonesia di Luar Negeri Kembali ke Tanah Air

0
1780

Sebelum meresmikan Sea Lab Indonesia, Presiden berkesempatan berdialog secara virtual dengan empat diaspora Indonesia yang berkarya di perusahaan teknologi yaitu Ainum Najib yang tinggal di Singaura sebagai Head of Analytics Platform and Regional Business Grab; Veni Johanna yang tinggal di Amerika Serikat sebagai Director of Engineering Asana; Chairuni Aulia Nusapati yang tinggal di Inggris sebagai Software Engineer Google; dan Rangga Garmastewira yang tinggal di Singapura sebagai Technology Lead SeaMoney.

Menjawab pertatanyaan Presiden terkait bagaimana agar para diaspora Indonesia di bidang teknologi ini bisa kembali ke Tanah Air, Ainum Najib mengatakan kuncinya dua hal yaitu opportunity dan stability. Opportunity, menurut Ainum tentu Indonesia punya. Indonesia menurutnya merupakan salah satu pemain terbesar ketiga di dunia. “Stability yang mungkin agak tricky. Ada yang mungkin karena pertimbangan keluarga, ada yang pertimbangan karir. Kalau saya pribadi itu pertimbangan pendidikan anak-anak,” ujarnya.

Meski diaspora Indonesia berkarya di luar negeri, hal itu menurut Ainum tak mengurangi peran mereka terhadap Indonesia. Menurutnya, ada tiga peran yang selama ini telah dilakukan oleh diaspora. Pertama, insipirasi atau referensi yaitu menjadi benchmark atau tolok ukur bagi orang di Indonesia terutama anak-anak muda.

Baca Juga :   Fotonya Dipampang Di Samping Capres, Presiden Jokowi: Tidak Apa-apa, Boleh-boleh Saja

Kedua, peran advokasi yaitu memberikan advice dari jauh untuk teman-teman di Indonesia. Ketiga, eksekusi. “Eksekusi pun bisa dari jauh. Kami sering melakukan inisiatif-inisiatif yang dilakukan bersama-sama dengan diaspora. Misalnya, kawal-kawalan itu kan sebetulnya semuanya anak-anak diaspora juga yang cinta tanah air. Walaupun fisiknya tidak bisa kembali tetapi hatinya selalu bersama Indonesia,” ujar pria yang menjadi inisiator Kawal Pemilu ini.

Ainun mengaku optimistis Indonesia bisa memiliki talenta digital terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. “Yang keempat ini kursinya diperkirakan untuk Indonesia karena kita bangsa terbesar keempat. Saya rasa hanya soal waktu,” ujarnya.

Ia menambahkan yang perlu dilakukan dalam jangka panjang oleh Kementerian Pendidikan adalah terus mempertahankan konsep merdeka belajar yang kini sudah berjalan. Selain itu, menurutnya perlu disediakan sekolah khusus untuk anak-anak jenius Indonesia. Negara Vietnam, menurutnya sudah memiliki sekolah khusus anak-anak jenius sejak tahun 1960-an.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics