Ekonomi Global Tak Menentu, HSBC Indonesia Tawarkan Reksa Dana Syariah Teknologi Global

0
594

HSBC Indonesia meluncurkan produk reksa dana Batavia Technology Sharia Equity USD yang merupakan kerja sama dengan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia).

Produk ini adalah reksa dana syariah berbasis efek luar negeri (offshore) untuk investor yang ingin berinvestasi di sektor teknologi global.

Hal ini seiring dengan outlook HSBC Indonesia pada sektor teknologi dan ESG (sektor hijau) yang memiliki potensi return maksimal di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih dilanda pandemi dan permasalahan geopolitik.

Produk ini dikembangkan Batavia melalui kerja sama dengan Franklin Templeton, manajer investasi terkemuka di dunia yang memiliki pengalaman dan kemampuan global sebagai technical advisor sehingga bisa mengoptimalkan return kepada nasabah.

Produk reksa dana syariah berdenominasi US Dollar ini adalah solusi dan opsi bagi investor untuk berinvestasi di sektor teknologi dan transformasi digital. Reksa dana syariah ini bisa dibeli dengan minimum pembelian mulai dari US$ 10.000.

Portofolio dari reksa dana ini adalah sekitar 60-65% pada perusahaan yang sudah mapan dan 35-40% pada perusahaan kecil yang tetap menawarkan stabilitas dan peluang.

Baca Juga :   Bank HSBC Indonesia Luncurkan Reksa Dana Global Syariah USD

Verawaty Zhao, Head of Wealth Development, HSBC Indonesia mengatakan, peluncuran produk ini juga sekaligus menunjukkan komitmen HSBC Indonesia untuk memperkuat dan mendiversifikasi produk investasi yang sudah diberikan dalam solusi wealth management kepada nasabah di Indonesia.

“Saat ini, HSBC Indonesia menawarkan empat produk investasi untuk nasabah premier, yakni reksa dana, obligasi, structured products dan investment links,” jelas dia dalam Media Briefing HSBC Wealth Outlook secara virtual, Jumat (25/2).

Sebelumnya, pada tahun lalu, HSBC Indonesia sudah meluncurkan produk investasi berkelanjutan, yakni Batavia Global ESG Sharia Equity USD. Minat investor cukup besar terhadap produk investasi ini dan HSBC Indonesia juga tidak menutup peluang untuk menerbitkan produk investasi berkelanjutan lainnya di masa mendatang.

Namun demikian, dalam berinvestasi, Verawaty berpesan agar investor harus tetap menyesuaikan dengan profil risiko dan melakukan diversifikasi karena volatilitas yang ada tidak bisa diprediksi.

HSBC Indonesia menilai ada sejumlah tantangan karena pandemi masih berlangsung sehingga pertumbuhan perekonomian global tahun ini diperkirakan akan melambat ke level 4,1% dari realisasi tahun lalu 5,7%.

Baca Juga :   Kenali Manfaat Produk Income Payout Protector Hasil Kemitraan Allianz Life dan HSBC Indonesia

Secara regional, perekonomian Asia masih prospektif dengan perkiraan pertumbuhan 4,8% di tahun ini, ditopang kuatnya permintaan domestik. Di Asia Tenggara, Singapura akan mendapatkan manfaat dari pemulihan ekonomi global, sementara pasar saham Indonesia akan mendapatkan manfaat dari perkembangan industri hijau yang ditopang oleh industri bahan baku.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics