Harga Batubara Naik Drastis, BUMI Cetak Laba Bersih Tahun Lalu

0
530

Perusahaan batubara PT BUMI ResourceS Tbk membukukan kinerja cemerlang sepanjang tahun 2021 lalu. Pendapatan naik 47% seiring dengan kenaikan harga jual batubara. BUMI pun membukukan laba bersih setelah pada tahun 2020 mencatatkan rugi.

“Meskipun situasi pandemi yang menantang, curah hujan yang tinggi karena efek La Nina, dan harga energi yang tinggi, Perseroan mencatat pendapatan tertinggi dan pendapatan operasional lebih dari US$ 1 miliar, berkat harga komoditas global yang tinggi,” tulis Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI dalam keterangan resmi yang diterima Theiconomics, Sabtu (30/4).

Total pendapatan konsolidasi BUMI pada tahun 2021 lalu sebesar US$ 5,41 miliar, naik 47% dari US$3,68 miliar pada tahun 2020. Disebutkan bahwa pendapatan konsolidasi pada tahun 2021 ini merupakan rekor tertinggi pendapatan Perusahaan.

Beban Pokok Pendapatan tercatat sebesar US$ 4,03 miliar, naik 24% dibanding US$ 3,24 miliar tahun 2020. Karena itu, Laba Kotor tercatat sebesar US$ 1,38 miliar, naik 217% dibanding US$ 435,6 juta pada tahun 2020.

Baca Juga :   Menteri Investasi Perpanjang Izin Pertambangan PT Kaltim Prima Coal, Anak Usaha BUMI, Hingga 2031

Beban Usaha pada tahun 2021 sebesar US$ 267,7 juta, naik 30% dari US$ 205,3 juta pada tahun 2020. Dus, Laba Usaha tercatat sebesar US$ 1,11 miliar, naik 383% dibanding US$ 230,3 juta pada tahun 2020.

Setelah dikurangi Pajak, BUMI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar US$ 488,6 juta, berbalik positif dari tahun sebelumnya rugi bersih sebesar US$ 293,9 juta. Dari laba bersih konsolidasi tersebut, laba bersih untuk pemilik entitas induk sebesar US$ 168 juta dari sebelumnya pada tahun 2020 rugi besih sebesar US$338 juta. Sementara laba bersih untuk kepentingan non pengendali sebesar US$320,6 juta dari sebelumnya pada tahun 2020 rugi US$44,1 juta.

Secara operasional, total volume penjualan batubara BUMI pada tahun lalu sebanyak 79 juta ton, turun 3% dari 81,5 juta ton pada tahun 2020. Produksi batubara juga turun 81,1 juta ton menjadi 78,8 juta ton. Penurunan ini terutama dikontribusikan oleh penurunan produksi di Kaltim Prima Coal sebesar 6%. Sementara produksi batubara di Arutmin naik sebesar 5%.

Baca Juga :   Disiplin Bayar Utang, Bumi Resources Sudah Lunasi Pokok dan Bunga Pinjaman Tranche A Sebesar US$341,7 Juta

Kinerja keuangan BUMI yang moncer ditopang oleh kenaikan harga jual batubara. Realisasi harga batubara naik 52% dari US$44,2 per ton menjadi US$67,4 per ton.

Kinjera keuangan yang positif memberikan keleluasaan bagi BUMI untuk melakukan pembayaran hutang-hutangnya. BUMI telah melakukan pembayaran atas utang pokok dan bunga Tranche A sebesar US$ 613 juta hingga April 2022.

Tahun 2022 ini, manajemen BUMI optimistis bisa mempertahankan kinerja positif yang telah dicapai tahun lalu. Dileep mengatakan dampak pandemi Covid-19 memang sangat bepengaruh pada kinerja sektor batubara pada tahun 2021, namun sinyal pemulihan di sektor batubara mulai terlihat dan berlanjut pada kuartal pertama tahun 2022.

“Dengan kembalinya optimisme sektor, dan tren kenaikan harga batubara, Perseroan berharap dapat meningkatkan kinerja yang signifikan sepanjang tahun 2022,”ujarnya.

Harga batubara diperkirakan tetap tinggi tahun ini sebagai dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina. Selain itu, harga batubara juga terdongkrak oleh kesulitan menghadirkan energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil, seperti batubara.

 

Leave a reply

Iconomics