
Ini Analisis Indef soal Stimulus dan Kerugian Indonesia karena Covid-19

Ilustrasi/web
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai paket stimulus pemerintah untuk menangani pandemi virus corona masih terlalu kecil. Dengan tingkat kematian yang tinggi, jumlahnya hanya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Ekonom Indef Esther Sri Astuti mengatakan, anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk menangani pandemi virus corona hanya sekitar 0,2% dari total PDB. Dibandingkan dengan Australia, paket stimulus ekonominya yang digelontorkan pemerintahnya mencapai US$ 189 miliar atau 9,7% dari PDB.
Sedangkan Amerika Serikat, pemerintahny menggelontorkan paket stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun atau 10% dari PDB. “Indonesia itu memiliki mortality rate sebesar 9,3%. Itu paling tinggi kedua setelah Italia, corona ini tidak bisa diabaikan,” kata Esther dalam diskusi Indef yang digelar secara online, Jakarta (2/4).
Menurut Esther, dengan tingkat kematian tertinggi kedua di dunia karena corona, stimulus ekonomi seharusnya tinggi. Apalagi 2 stimulus pertama tidak mencukupi karena hanya 0,2% dari PDB.
Akibat wabah virus corona ini, Esther memperkirakan Indonesia akan kehilangan sekitar Rp 8.314 triliun atau sekitar Rp 693 triliun per bulan. Angka ini perkiraaan dari PDB Indonesia yang di 2020 mencapai Rp 16.628 triliun dan digabungkan dengan asumsi pertumbuhan ekonominya seperti 2019 yakni 5,02%.
Selanjutnya, kata Esther, kerugian diperkirakan akan terus meningkat apabila dampak wabah virus corona ini merusak perekonomian hingga 70%. Nilainya sekitar Rp 970 triliun setiap bulannya dan mencapai Rp 2.910 triliun pada bulan ketiga.
Untuk itu, lanjut Esther, pemerintah Indonesia seharusnya menggelontorkan stimulus fiskal sebesar Rp 2.078 triliun untuk 3 bulan. Dan, jika mengasumsikan pandemi melebar hingga 6 bulan, maka stimulus fiskal perlu digelontorkan senilai Rp 4.157 triliun.
“Kalau dampak ini terasa sampai 3 bulan, maka pemerintah akan menanggung kerugian sebesar Rp 2.078 triliun. Dengan asumsi 3 bulan, dan ekonomi 50% terganggu,” katanya.
Leave a reply
