Kinerja Tumbuh Signifikan Semester I-2022, Apa Strategi Cisadane Sawit Raya Hingga Akhir 2022?

0
534

Buah kelapa sawit

PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) mencatat penjualan neto semester I tahun 2022 meningkat sebesar 34,1% menjadi Rp521,54 miliar dari Rp388,88 miliar di semester I tahun 2021. CSRA menyebut selain kemampuan dalam menjaga kinerja produktivitas optimal di semua lini produksi, pencapaian ini diakibatkan oleh tingginya produksi TBS internal yang lebih ekonomis, serta lebih rendahnya pembelian TBS dari eksternal.

Adapun Laba bersih semester I-2022 meningkat 113,3% menjadi Rp178,01 miliar atau naik dua kali lipat dari Rp83,45 miliar pada semester I-2021 sehingga menghasilkan ekspansi marjin bersih ke level 34,1%.

“Kami kembali menorehkan pencapaian memuaskan di sisi pendapatan dan laba di semester pertama ini, melampaui target yang ditetapkan di awal tahun, sebagai hasil dari penerapan best management practice,” kata Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja dalam keterangan resmi.

“Strategi utama kami tetap sama– yang pertama dan yang terpenting adalah implementasi strategi kontrol biaya serta penerapan operasional yang ramping dan hal tersebut telah menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu pertumbuhan marjin usaha sebesar 80,7%,” lanjutnya.

Baca Juga :   Harga Referensi CPO untuk BK September Naik

Meskipun CSRA memiliki kinerja semester pertama yang menguntungkan, harga CPO terlihat cukup rentan dengan meningkatnya volatilitas akibat pengaruh dari ketidakpastian makro ekonomi dan geopolitik. Harga minyak sawit terus mengalami penurunan di bulan Juni 2022 sebagai akibat dari peningkatan output minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia yang merupakan kontributor signifikan terhadap suplai minyak nabati dunia di tahun 2022. Disisi lain, pasar global juga dibanjiri dengan produk minyak nabati dari Amerika dan Eropa, di tengah pelemahan permintaan terkait adanya isu resesi. Konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan juga menyumbangkan faktor risiko volatilitas harga di tahun 20222023.

CSRA juga melihat pada semester kedua kondisi ketidakpastian terkait dengan isu makroekonomi dan geopolitik kemungkinan masih bertahan, sehingga Perusahaan akan tetap prioritas untuk memperkuat pertumbuhan organik dengan mempercepat pembangunan PKS-2 di kabupaten Tapanuli Selatan, overhaul PKS-1 di kabupaten Labuhan Batu dan penanaman kelapa sawit di landbank region Sumatera Selatan sebagaimana telah dijadwalkan. Saat ini kemajuan pekerjaan pembangunan PKS-2 di Tapanuli Selatan telah mencapai diatas 50%, sehingga diperkirakan dapat selesai sesuai target yaitu pada kuartal I tahun 2023. Sedangkan overhaul PKS-1 di Labuhan Batu telah rampung pada tanggal 15 Juli 2022 lalu, sehingga kinerja PKS-1 dapat lebih optimal dan efisien.

Baca Juga :   Gapki: El Nino Berdampak pada Produksi Sawit

CSRA menyampaikan perusahaan akan terus meningkatkan produktivitas tanam/yield-nya pada kuartal ketiga agar dapat menjaga laju produksi. Peningkatan yield dan penerapan strategi harga bertujuan untuk menjamin keberlangsungan bisnis kedepannya. Selain itu, CSRA juga fokus pada penerapan teknologi perkebunan melalui mekanisasi pekerjaan kebun.

Menurut Seman, pihaknya yakin prospek bisnis di masa depan masih menjanjikan sejalan dengan membaiknya kondisi serta cerahnya prospek sektor perkebunan kelapa sawit. Disamping tingkat pemulihan dan tumbuhnya harapan pemulihan dengan dibukanya kembali perekonomian, pihaknya tetap akan bijaksana dan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan serta fokus pada menjaga kelancaran arus kas dan memberikan perhatian khusus terhadap peluang yang ada di tengah kondisi geopolitik yang rentan perubahan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics