
Mengapa Harga Saham Bukalapak.com Terus Merosot Sejak IPO?

Kantor Bukalapak/Dok. Bukalapak
Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terus merosot sejak melantai di Bursa Efek Indonesia Agustus lalu. Padahal laporan keuangan terakhir menunjukkan performa yang membaik meski masih membukukan rugi bersih.
Pada penutupan perdagangan, Jumat (3/12), harga saham BUKA berada di level Rp490 per saham, terendah sejak go public Agustus lalu.
Harga saham BUKA telah merosot sekitar 42% dari harga penawaran perdana yang berada di level Rp850 per saham.
Sekretaris Perusahaan PT Bukalapak.com Tbk, Perdana A. Saputro mengatakan Perseroan menyadari terdapat penurunan harga saham di bursa, meski kinerja keuangan Perseroan semakin membaik.
“Berdasarkan analisa manajemen penurunan ini sebagian disebabkan oleh perubahan sentimen global,” ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (3/12).
Ia menjelaskan, secara global, terdapat tren kenaikan inflasi yang memicu pengetatan dari bank-bank sentral di seluruh dunia. Akibatnya, terlihat adanya perubahan perilaku investor di perusahaan teknologi yang secara historis berusaha untuk memanfaatkan pergerakan likuiditas yang tinggi dan adanya tingkat suku bunga rendah.
“Namun, dalam kasus Perseroan, mengingat kami baru saja IPO, Perseroan saat ini dalam posisi kas yang sangat kuat dan manajemen percaya bahwa hal tersebut membuat Perseroan dapat menghadapi kondisi yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan teknologi pada umumnya,” ujarnya.
Perubahan risiko pandemi sehubungan dengan timbulnya varian baru omicorn, tambah Perdana, juga telah menambah volatilitas pasar. Hal ini, tambahnya, tidak hanya untuk pasar teknologi dan Indonesia pada khususnya, tetapi juga untuk pasar ekuitas global.
“Pada dasarnya, kami percaya bahwa Perseroan tetap dalam arah dan koridor yang tepat, terbukti dari kemampuan Perseroan untuk menunjukan pertumbuhan yang kuat,” ujarnya.
Pada periode Januari-September 2021 (9M2021), Total Processing Value (TPV) tumbuh 51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 87,9 triliun. Kenaikan TPV ini mendorong kenaikan pendapatan sebesar 42% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 1,3 triliun.
“Selain menghasilkan pertumbuhan yang kuat, Perseroan juga dapat mencapainya melalui peningkatan efisiensi, terbukti dari penurunan rugi bersih di 9M2021 sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya,”jelasnya.
Rugi bersih Bukalapak pada 9M21 sebesar Rp 1,1 triliun, dari Rp 1,4 triliun pada 9M20.
Leave a reply
